
Pantau - Nilai tukar rupiah dibuka menguat 17 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp16.556 per dolar AS pada Kamis, 9 Oktober 2025, didorong oleh optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) serta sentimen positif dari dalam negeri.
The Fed Diperkirakan Pangkas Suku Bunga Dua Kali Lagi
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ditopang oleh ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali lagi sebelum akhir tahun.
“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.500–Rp16.575 dipengaruhi oleh global, (yakni) rilis notulen meeting September The Fed yang memberikan optimisme penurunan suku bunga dua kali lagi sampai dengan akhir tahun ini,” ungkap Rully.
Mengutip laporan Anadolu, pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan akan terjadi pada pertemuan bulan Oktober dan Desember 2025.
Pemicu utama ekspektasi ini adalah inflasi AS yang melemah, peningkatan data pengangguran, dan desakan kuat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Trump sebelumnya telah mendorong The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, dan pasar saat ini memperkirakan pemangkasan tambahan dalam dua pertemuan berikutnya.
Harga emas global juga terus mengalami kenaikan, didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik, kekhawatiran ekonomi global, permintaan tinggi dari bank sentral, serta proyeksi siklus pelonggaran moneter The Fed.
FOMC Tetap Waspada, Konsumen Domestik Tetap Optimis
Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, mengatakan bahwa notulen pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mencerminkan sikap hati-hati sebagian besar anggotanya terhadap risiko inflasi meski mendukung pelonggaran suku bunga lebih lanjut.
Beberapa anggota FOMC memperkirakan risiko penurunan signifikan pada lapangan kerja AS masih relatif kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa The Fed berusaha menjaga keseimbangan antara pengendalian inflasi dan stabilitas ketenagakerjaan.
Dari sisi domestik, keyakinan konsumen terhadap ekonomi Indonesia tetap tinggi.
“Sementara dari domestik, rilis data survei keyakinan konsumen oleh BI masih menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap kondisi perekonomian Indonesia ke depan,” jelas Josua.
Bank Indonesia mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September berada di level 115,0, menunjukkan persepsi optimis.
IKK tersebut ditopang oleh dua komponen utama, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang masih berada pada zona optimis.
Gabungan dari faktor eksternal dan internal ini memberikan dorongan positif terhadap pergerakan rupiah di pasar valuta asing.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf