
Pantau - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin (24 November 2025) mengonfirmasi bahwa dirinya telah menerima undangan resmi dari Presiden China, Xi Jinping, untuk melakukan kunjungan ke Beijing pada bulan April 2026.
Kabar ini disampaikan Trump melalui unggahan di media sosial Truth Social, setelah percakapan telepon antara kedua pemimpin yang berlangsung tidak lama setelah pertemuan mereka di Busan, Korea Selatan, pada 30 Oktober lalu, menjelang Konferensi Tingkat Tinggi APEC.
Dalam pembicaraan tersebut, Xi Jinping juga mengungkapkan niatnya untuk mengunjungi Amerika Serikat dalam kunjungan kenegaraan pada akhir tahun 2026.
Trump menyebut hubungan antara Amerika Serikat dan China saat ini sangat kuat. Ia menggambarkan percakapannya dengan Xi sebagai "sangat baik", serta menegaskan bahwa komunikasi rutin antara pemimpin dunia merupakan hal penting.
Bahas Konflik Global hingga Isu Pertanian
Selama percakapan telepon itu, Trump dan Xi membicarakan sejumlah isu strategis, di antaranya perang antara Ukraina dan Rusia, peredaran fentanyl, serta perdagangan produk pertanian seperti kedelai.
Menurut Trump, pembahasan mengenai produk pertanian menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan, terutama bagi para petani Amerika.
"Panggilan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan kami yang sangat sukses di Korea Selatan tiga minggu lalu. Sejak saat itu, telah ada kemajuan signifikan di kedua belah pihak dalam menjaga agar kesepakatan kami tetap relevan dan akurat. Kini kami dapat mengarahkan pandangan pada gambaran besar," tulis Trump di Truth Social.
Ia melanjutkan, "Untuk itu, Presiden Xi mengundang saya untuk berkunjung ke Beijing pada April, yang saya terima, dan saya membalasnya dengan mengundangnya sebagai tamu dalam Kunjungan Kenegaraan di AS akhir tahun nanti."
Spekulasi Diplomasi Korea Utara Mencuat
Rencana Trump untuk kembali ke Asia Timur Laut memicu spekulasi di Seoul mengenai kemungkinan dirinya akan kembali menjajaki jalur diplomatik dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Trump diketahui beberapa kali menyatakan keterbukaan untuk melanjutkan keterlibatan dengan Kim, meskipun hubungan kedua negara sempat mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir.
Belum ada konfirmasi resmi mengenai kemungkinan pertemuan Trump dengan Kim, namun sumber diplomatik menyebut Asia Timur Laut bisa menjadi panggung penting jika upaya diplomasi pribadi itu kembali digulirkan.
- Penulis :
- Leon Weldrick







