billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pertanian Jadi Prioritas Utama, Kabupaten Lebak Surplus Beras dan Siap Dorong Ekonomi Daerah

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pertanian Jadi Prioritas Utama, Kabupaten Lebak Surplus Beras dan Siap Dorong Ekonomi Daerah
Foto: (Sumber: Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Kabupaten Lebak Widy Ferdian. /ANTARA/Mansyur.)

Pantau - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten menetapkan sektor pertanian sebagai prioritas utama pembangunan daerah guna memperkuat ketersediaan pangan, meningkatkan ekonomi lokal, dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Sekretaris Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapperida) Kabupaten Lebak, Widy Ferdian, menyatakan bahwa sektor pertanian menjadi andalan utama pembangunan setiap tahunnya.

Kontribusi sektor pertanian terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lebak tercatat sebesar 27,69 persen.

"Kami optimistis sektor pertanian itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.

Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki, menegaskan bahwa fokus pembangunan wilayahnya mencakup pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

Pemerintah daerah meyakini bahwa penguatan sektor ini akan membantu menekan angka kemiskinan dan mendukung penghapusan kemiskinan ekstrem.

Program Pertanian 2026: Dari Irigasi hingga Bantuan Petani dan Nelayan

Untuk mendukung target tersebut, Pemkab Lebak menyiapkan program pembangunan pertanian tahun 2026 yang meliputi:

  • Rehabilitasi jaringan irigasi
  • Pembangunan jalan usaha tani
  • Penyaluran bantuan sarana produksi (saprodi) dan sarana prasarana (sapras)
  • Distribusi pestisida
  • Pembinaan kelompok tani
  • Peningkatan bimbingan teknis (bimtek) budidaya pangan

Di bidang peternakan, kelompok peternak rakyat akan menerima bantuan benih domba yang diharapkan menjadi sumber ekonomi baru.

Sementara di sektor perikanan, kelompok budidaya air tawar mendapat bantuan benih ikan lele, mas, dan nila.

Para nelayan tangkap juga memperoleh bantuan alat tangkap dan perahu.

Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, menyampaikan bahwa produksi pangan di Lebak selalu mencatat surplus berkat dukungan dan intervensi pemerintah yang konsisten.

Lebak Surplus Beras 20 Bulan, Nilai Ekonominya Tembus Miliaran Rupiah

Sepanjang Januari hingga September 2025, produksi gabah basah di Kabupaten Lebak mencapai 701.899 ton, terdiri dari 682.898 ton padi sawah dan 19.001 ton padi gogo.

Jika dikonversi ke gabah kering giling (GKG), totalnya setara 582.857 ton, atau 368.540 ton beras.

Dengan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp12.500 per kilogram, nilai ekonomi beras tersebut menembus angka miliaran rupiah.

Sementara itu, kebutuhan beras masyarakat Lebak yang berjumlah sekitar 1,4 juta jiwa hanya mencapai 154.253 ton per tahun.

Sepanjang periode Januari–September 2025, penyerapan beras masyarakat tercatat sebesar 102.836 ton.

Sisa produksi beras sebanyak 265.705 ton membuat Kabupaten Lebak mengalami surplus beras.

"Sisa sebanyak itu membuat warga Lebak mengalami surplus beras selama 20 bulan ke depan hingga 2027," ungkap Deni.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakbaya, Ruhiana, mengapresiasi dukungan pemerintah daerah terhadap para petani.

"Kami memiliki 70 anggota dengan lahan garapan seluas 150 hektare. Dengan panen setiap empat bulan sekali, petani mampu memperoleh keuntungan dan hidup lebih sejahtera," ia menegaskan.

Pemerintah Kabupaten Lebak optimistis bahwa sektor pertanian akan terus menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Konsistensi kebijakan dan dukungan lintas sektor dinilai sebagai kunci keberlanjutan sektor pertanian sebagai penggerak utama kesejahteraan masyarakat.

Penulis :
Ahmad Yusuf