billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Strategi Pemerintah Hadapi Tantangan Hortikultura: Pengembangan Klaster untuk Perkuat Ketahanan dan Daya Saing

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Strategi Pemerintah Hadapi Tantangan Hortikultura: Pengembangan Klaster untuk Perkuat Ketahanan dan Daya Saing
Foto: (Sumber: Simposium hortikultura tingkat Internasional yang pertama digelar di Kota Batu, Jawa Timur. (ANTARA/HO-Sardi Duryatmo).)

Pantau - Komoditas hortikultura di Indonesia menghadapi tekanan berat akibat perubahan iklim yang tak menentu serta serangan hama dan penyakit tanaman, mendorong pemerintah melalui Kementerian Pertanian untuk menyusun strategi penguatan sektor ini secara menyeluruh.

Peran Strategis Sektor Hortikultura

Komoditas hortikultura memiliki peran penting dalam penyediaan pangan bergizi bagi masyarakat, peningkatan pendapatan petani, dan kontribusi terhadap perekonomian nasional.

Kontribusi tersebut meliputi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja, serta potensi ekspor yang mendorong peningkatan devisa negara.

Selain itu, hortikultura juga berperan dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan global melalui penyediaan sayur dan buah.

Namun, tantangan utama yang dihadapi meliputi perubahan iklim yang sulit diprediksi dan serangan organisme pengganggu tanaman, seperti hama dan penyakit.

Dampaknya adalah penurunan produktivitas tanaman dan memburuknya kualitas hasil panen.

Selain itu, pengembangan hortikultura juga dihambat oleh keterbatasan infrastruktur pertanian, minimnya input produksi, rendahnya adopsi teknologi modern, serta persoalan pascapanen dan rantai pasok yang panjang.

Komoditas hortikultura yang mudah rusak (perishable) dan memiliki masa simpan pendek menuntut penanganan cepat dan efisien.

Tantangan bertambah dari pasar global yang menuntut standar tinggi terkait kualitas, keamanan pangan, dan sertifikasi, sehingga petani harus meningkatkan kapasitas dan didukung oleh kebijakan pemerintah yang konsisten.

Klaster Hortikultura Jadi Solusi Utama

Dalam Simposium Hortikultura Internasional di Kota Batu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Dr Ir Muhammad Taufiq Ratule, MSi menyampaikan strategi pemerintah untuk memperkuat sektor hortikultura melalui pengembangan klaster berbasis skala ekonomi.

Strategi klaster hortikultura bertujuan untuk mengonsolidasikan produksi agar lebih efisien dan kompetitif, menurunkan biaya produksi, serta mempermudah akses terhadap input, infrastruktur, teknologi, dan pembiayaan.

Klaster hortikultura difokuskan pada pengembangan komoditas strategis seperti cabai, bawang merah, buah-buahan, dan tanaman hias di sentra-sentra produksi yang terorganisir.

Melalui pendekatan ini, petani dapat lebih mudah memenuhi standar kualitas, memperoleh sertifikasi, serta menerapkan sistem penelusuran (traceability) yang sesuai dengan tuntutan pasar global.

Pendekatan klaster juga membuka peluang bagi kemitraan agribisnis, pengembangan industri pengolahan, dan akses ekspor yang lebih luas.

Strategi pendukungnya mencakup penyediaan benih unggul yang tahan terhadap iklim ekstrem, pengelolaan hama dan penyakit secara ramah lingkungan, serta penerapan good agricultural practices.

Digitalisasi pertanian juga menjadi bagian penting strategi ini, memungkinkan pemantauan dan pengelolaan dari hulu ke hilir secara real-time.

Pemerintah juga mendorong pembangunan fasilitas pascapanen seperti rumah pengemasan, cold storage, dan jalan usaha tani di wilayah strategis untuk menekan biaya logistik.

Pengembangan fasilitas pengolahan untuk petani kecil dan UMKM ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah, memperpanjang masa simpan produk, diversifikasi, serta akses ke pasar dengan nilai jual lebih tinggi.

Dengan strategi pengembangan klaster hortikultura berbasis skala ekonomi ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, memperkuat posisi tawar petani dalam rantai pasok, serta mendorong pembangunan hortikultura yang berkelanjutan.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf