
Pantau - Kembalinya Pasar Seni ITB setelah vakum selama 11 tahun disambut sebagai momen strategis untuk memperkuat ekonomi kreatif dan diplomasi budaya Indonesia, menurut Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.
Dalam sambutannya pada hari kedua gelaran Pasar Seni ITB di Bandung, Minggu, Widiyanti menyatakan bahwa acara ini mendukung langsung program Kementerian Pariwisata, yaitu Event by Indonesia.
"Pasar Seni ITB (Institut Teknologi Bandung) adalah salah satu contoh event yang berhasil dan sejalan dengan program Kemenpar, 'Event by Indonesia'," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa acara ini membawa dampak ekonomi langsung terhadap berbagai sektor pelaku usaha.
Dorong UMKM dan Pariwisata Kreatif
Menurut Widiyanti, Pasar Seni ITB menjadi penggerak nyata bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pelaku usaha kuliner, seniman, serta jasa transportasi dan akomodasi.
Dampak tersebut menunjukkan bahwa pariwisata dapat bersinergi kuat dengan sektor ekonomi kreatif.
Widiyanti juga menekankan bahwa Pasar Seni ITB merupakan sarana promosi pariwisata berbasis kreativitas yang memiliki nilai strategis secara internasional.
"Melalui eksposur yang luas, Pasar Seni ITB dapat berkontribusi memperkuat nation branding Indonesia dan memperluas people to people contact di tingkat global," ia mengungkapkan.
Antusiasme Publik Luar Biasa
Widiyanti menyatakan rasa gembiranya atas tingginya antusiasme masyarakat terhadap penyelenggaraan Pasar Seni ITB tahun ini.
"Awalnya ditargetkan 15.000 pengunjung, tapi saya dapat laporan, yang membeli tiket sudah hampir 500.000. Ini luar biasa, bahkan mudah-mudahan bisa tembus 600.000," ungkapnya.
Pasar Seni ITB 2025 dinilai sebagai salah satu contoh kebangkitan acara seni dan budaya yang berhasil menarik perhatian publik secara masif dan potensial membawa dampak berkelanjutan di masa depan.
- Penulis :
- Aditya Yohan