billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Diversifikasi Investasi Danantara Indonesia Dorong Stabilitas dan Efisiensi Pendanaan Proyek Strategis

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Diversifikasi Investasi Danantara Indonesia Dorong Stabilitas dan Efisiensi Pendanaan Proyek Strategis
Foto: Arsip Foto - Sejumlah karyawan mengobrol di depan Gedung Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), di Jakarta, Jumat 7/2/2025 (sumber: ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Pantau - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) mengumumkan strategi diversifikasi portofolio dengan menempatkan sebagian dana mereka di pasar modal Indonesia, termasuk pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN), sebagai upaya menjaga stabilitas dan likuiditas investasi nasional.

Managing Director Treasury Danantara Indonesia, Ali Setiawan, menyampaikan bahwa langkah ini dilakukan untuk menyeimbangkan alokasi dana antara investasi jangka panjang dan aset yang mudah dicairkan.

"Kalau kita menerima dana 100, tentu tidak semuanya langsung digunakan untuk proyek berisiko tinggi. Sebagian perlu disimpan di instrumen yang likuid agar bisa dimanfaatkan sewaktu-waktu," ungkapnya.

Pendekatan Investasi Terstruktur dan Fleksibel

Portofolio Danantara Indonesia ke depan akan terbagi dalam dua kategori utama, yaitu private investment dan public investment.

Ali menjelaskan, "Misalnya 60-70 persen digunakan untuk membangun proyek strategis, sementara 30-40 persen ditempatkan pada aset likuid seperti SBN."

Pendekatan tersebut dirancang untuk menjaga fleksibilitas pembiayaan proyek prioritas tanpa mengorbankan likuiditas jangka pendek.

Selain itu, porsi cadangan dalam bentuk aset likuid juga memiliki peran strategis dalam menopang stabilitas pasar modal domestik.

Berbeda dari Sovereign Wealth Fund (SWF) negara lain, Danantara Indonesia memiliki karakteristik khusus.

"Pendanaan kami seluruhnya bersumber dari dividen BUMN dan dalam rupiah. Jadi sifatnya lebih domestik, tidak seperti Sovereign Fund yang berasal dari hasil minyak atau dollar," ia mengungkapkan.

Fokus pada Proyek Strategis dan Dampak Jangka Panjang

Sekitar 60 persen dari alokasi private investment diarahkan pada proyek besar, kompleks, dan berdampak jangka panjang.

Sementara sisanya dialokasikan ke proyek quick win yang melibatkan kolaborasi dengan sektor swasta.

Delapan sektor utama menjadi fokus Danantara Indonesia, termasuk hilirisasi, energi (termasuk energi terbarukan), kesehatan, dan teknologi.

Sejumlah proyek telah melewati tahap studi kelayakan dan kini dimatangkan bersama pemerintah daerah, kementerian, serta mitra internasional.

Salah satu proyek yang tengah dipertimbangkan adalah Waste to Energy (WtE), yang dinilai relevan dengan isu pengelolaan sampah kota dan transisi menuju energi bersih.

"Proyek-proyek ini membutuhkan waktu. Misalnya pembangunan hydropower plant saja bisa empat hingga lima tahun. Karena itu, ekspektasi hasil harus realistis," ujar Ali.

Kombinasi strategi investasi langsung dan pasar modal ini diyakini akan menciptakan multiplier effect yang besar bagi perekonomian nasional, khususnya di sektor energi, ketahanan pangan, dan penguatan kapital domestik.

"Kami memastikan investasi yang dilakukan bukan hanya terlihat di atas kertas, tetapi benar-benar memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat," tegasnya.

Penulis :
Arian Mesa