billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

STQH Nasional 2025 di Kendari Bawa Dampak Ekonomi, Peredaran Uang Capai Ratusan Miliar

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

STQH Nasional 2025 di Kendari Bawa Dampak Ekonomi, Peredaran Uang Capai Ratusan Miliar
Foto: (Sumber: UMKM yang memeriahkan gelaran Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara. ANTARA/HO-Kemenag.)

Pantau - Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 yang diselenggarakan di Kendari, Sulawesi Tenggara, bukan hanya menjadi ajang syiar keagamaan, tetapi juga memberi dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, dengan potensi peredaran uang mencapai lebih dari Rp400 miliar.

STQH Jadi Wahana Dakwah dan Katalisator Ekonomi Daerah

Pelaksana tugas Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama, Ahmad Zayadi, menegaskan bahwa STQH memiliki dimensi yang lebih luas dari sekadar lomba tilawah.

"STQH tidak sekadar lomba tilawah, tetapi juga wahana untuk menunjukkan wajah Islam yang produktif dan berdaya saing," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi titik temu antara dakwah dan ekonomi kreatif.

"Ketika dakwah bertemu dengan ekonomi kreatif, di situlah nilai keagamaan menemukan relevansinya dalam kehidupan nyata masyarakat," ujarnya.

Zayadi juga menyatakan bahwa STQH menjadi contoh konkret bagaimana kegiatan keagamaan dapat berperan sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi dan membawa keberkahan, baik secara spiritual maupun kesejahteraan.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan pelaku UMKM terus diperkuat agar dampak positif dari STQH bersifat berkelanjutan.

"Pemberdayaan ekonomi masyarakat harus menjadi bagian dari keberlanjutan program keagamaan," tegasnya.

Omzet UMKM Tembus Rp8 Miliar, Potensi Peredaran Uang Capai Rp400 Miliar

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara, Rony Yakub Laute, menyebut bahwa omzet perdagangan di arena STQH utama diperkirakan menembus angka Rp8 miliar.

"Kami prediksi satu UMKM bisa meraih omzet sekitar Rp3 juta per hari. Jika dikalikan sembilan hari dan 300 UMKM, hasilnya sekitar Rp8 miliar. Itu baru yang tercatat di area STQH saja," jelasnya.

Ia menyebut bahwa sekitar 16.600 pelaku UMKM di seluruh Kendari turut merasakan dampak positif dari penyelenggaraan STQH.

"Jika seluruhnya dihitung, potensi peredaran uang bisa menembus lebih dari Rp400 miliar," katanya.

Rony menyampaikan bahwa kegiatan ini memberi dampak besar bagi berbagai sektor seperti perhotelan, transportasi, kuliner, dan industri oleh-oleh.

"UMKM kita mulai bergairah, hotel-hotel penuh, penjualan oleh-oleh meningkat. Ini momentum besar, karena acara sebesar ini mungkin baru akan kita dapatkan lagi 30 tahun ke depan," ujarnya.

Sebanyak 300 UMKM ambil bagian dalam pameran STQH yang digelar di Kompleks Eks MTQ Kendari.

Produk unggulan daerah seperti tenun dan anyaman nentu dari Lohia, Kabupaten Muna, menjadi primadona di antara pengunjung dari berbagai provinsi.

Produk tersebut termasuk dalam program One Village One Product (OVOP) yang masih berada di bawah binaan pemerintah provinsi.

Dorong Transaksi Digital dan Pembinaan UMKM

STQH juga menjadi sarana untuk memperkenalkan dan memperluas penggunaan sistem transaksi digital berbasis QRIS di kalangan pelaku UMKM.

"Ke depan kami akan lakukan pembinaan lanjutan karena sistem transaksi digital sudah menjadi keharusan. Ini penting untuk menyongsong acara berskala nasional berikutnya di Sulawesi Tenggara," kata Rony.

Bank Indonesia turut mendukung pelaksanaan pameran dengan menyediakan 50 booth tambahan bagi produk kriya dan UMKM binaan, sekaligus menerapkan sistem pembayaran digital untuk pencatatan transaksi secara transparan dan efisien.

"Dengan sistem digital, kita bisa mengetahui perputaran uang selama kegiatan berlangsung. Data itu sangat penting untuk evaluasi dan pengembangan UMKM ke depan," pungkas Rony.

Penulis :
Ahmad Yusuf