
Pantau - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menilai bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) saat ini telah berada pada tingkat yang optimal untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Penilaian tersebut didasarkan pada dua indikator utama, yaitu laju inflasi yang tetap terjaga dan nilai tukar rupiah yang stabil sepanjang tahun berjalan.
Kombinasi kedua faktor ini dianggap menjadi katalis positif bagi dunia usaha, terutama dalam mendorong ekspansi bisnis dan investasi.
Ekspansi Likuiditas dan Dampaknya bagi Perbankan
Bank Indonesia juga disebut telah melakukan ekspansi likuiditas melalui penurunan posisi instrumen moneter berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Kebijakan tersebut dinilai memberikan ruang positif bagi industri perbankan, khususnya dalam hal efisiensi pendanaan.
"Kami juga ingin menyoroti ruang yang positif bagi perbankan untuk dapat menurunkan biaya dana dengan semakin meningkatnya likuiditas di pasar, termasuk dari instrumen seperti SRBI yang kian melandai dan menurunkan kompetisi," ungkap Totok Priyambodo, Direktur Commercial Banking Bank Mandiri.
Bank Mandiri juga menilai bahwa indikator makroekonomi dalam negeri menunjukkan tren perbaikan, meskipun kondisi global masih dinamis dan penuh ketidakpastian.
Perbaikan ini diperkirakan akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional pada periode September 2025.
Belanja Pemerintah dan Komitmen Bank Mandiri
Realisasi fiskal dan belanja pemerintah disebut semakin optimal, yang pada akhirnya mendorong peningkatan permintaan kredit.
Optimalisasi tersebut diharapkan dapat mendorong pembiayaan yang lebih produktif dan padat karya serta menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
Totok Priyambodo menyampaikan komitmen Bank Mandiri untuk terus berperan aktif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Bentuk dukungan tersebut tercermin dari pencapaian kinerja Bank Mandiri dalam hal total aset, penyaluran kredit, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) selama kuartal III 2025.
"Tidak kalah penting, pertumbuhan yang kuat tersebut terjaga dengan kualitas yang baik, tecermin dari rasio NPL (kredit bermasalah) yang berada di bawah level NPL industri," ujarnya.
Seluruh pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers daring Paparan Kinerja Kuartal III 2025 yang berlangsung di Jakarta pada Senin, 27 Oktober 2025.
- Penulis :
- Leon Weldrick










