Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

BPD Bali Salurkan Kredit Rp12,6 Triliun ke UMKM, Dominasi Penyaluran Capai 50 Persen

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

BPD Bali Salurkan Kredit Rp12,6 Triliun ke UMKM, Dominasi Penyaluran Capai 50 Persen
Foto: Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Bali, Rabu 12/11/2025 (sumber: ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)

Pantau - Bank BPD Bali menyalurkan kredit sebesar Rp12,6 triliun kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga Oktober 2025, setara dengan 50,85 persen dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp24,76 triliun.

Penyaluran Kredit Fokus ke UMKM dan Sektor Produktif

Kredit UMKM tersebut difokuskan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat, mencakup berbagai skema seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Alsintan untuk pengadaan alat dan mesin pertanian, kredit subsidi hasil kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Badung bernama Sidi Kumbara, serta produk kredit UMKM lainnya.

Bank BPD Bali juga memanfaatkan insentif Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia yang diberikan khusus untuk mendukung ekonomi hijau, sehingga suku bunga pembiayaan UMKM dapat ditekan lebih rendah.

Kementerian UMKM mencatat BPD Bali menjadi salah satu dari empat lembaga penyalur KUR dengan pertumbuhan kredit produktif di atas target 60 persen di wilayah regional Jawa II, Bali, dan Nusa Tenggara, dengan proporsi penyaluran ke sektor produktif mencapai 61 persen.

Kinerja Keuangan Tumbuh Positif hingga Oktober 2025

Total penyaluran kredit tumbuh 9,33 persen dibandingkan Oktober 2024, seiring dengan meningkatnya pembiayaan ke sektor UMKM.

Total aset BPD Bali tercatat mencapai Rp42,4 triliun, naik 6,60 persen dari Rp39,76 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp35,42 triliun, tumbuh 4,80 persen dari Rp33,79 triliun pada Oktober 2024, dengan porsi tabungan mendominasi sebesar 65,05 persen.

Rasio kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) berada pada level 69,88 persen, menunjukkan likuiditas yang cukup longgar.

Sementara itu, tingkat kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 0,83 persen, menandakan kualitas aset yang tetap terjaga.

Laba bersih per Oktober 2025 mencapai Rp998,7 miliar, tumbuh signifikan sebesar 23,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penulis :
Shila Glorya
Editor :
Shila Glorya