
Pantau - Kepala Badan Pangan Nasional yang juga menjabat Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan harga beras nasional mulai menunjukkan stabilitas menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Stabilitas harga tersebut merupakan hasil dari penguatan pasokan, pengawasan distribusi, serta pengendalian langsung oleh pemerintah pusat dan daerah.
Per awal November, tercatat 214 kabupaten/kota mengalami penurunan harga beras, meningkat 19,5 persen dari awal Oktober yang hanya mencatat 179 kabupaten/kota.
Harga beras program SPHP tercatat sekitar Rp12.000 per kilogram, sementara beras medium sekitar Rp13.000 per kilogram.
Harga tersebut berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan, yakni Rp14.900 per kilogram untuk beras premium dan Rp13.500 untuk beras medium.
Satgas Harga Dikerahkan, Pemerintah Minta Isu Pangan Tidak Dipolitisasi
Pemerintah melakukan pengecekan langsung ke pasar bersama Wakil Menteri Pertanian dan Direktur Utama Perum Bulog untuk memastikan harga dan ketersediaan beras tetap terkendali.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada minggu pertama November masih terdapat 50 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras, turun 18 persen dari 61 kabupaten/kota pada awal Oktober.
Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya menjaga isu pangan agar tidak dipolitisasi karena menyangkut hajat hidup rakyat dan stabilitas negara secara keseluruhan.
Sejak 20 Oktober 2025, pemerintah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras untuk memperkuat pengawasan dan intervensi pasar.
Satgas ini melibatkan Polri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, dan pemerintah daerah.
Pemerintah dan Perum Bulog juga memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di tiap daerah guna mengantisipasi lonjakan konsumsi menjelang perayaan akhir tahun.
- Penulis :
- Gerry Eka








