Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Tunggu Perjanjian Tarif Resiprokal, Impor BBM dan LPG dari AS Akan Tetap Lewat Proses Lelang

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Pemerintah Tunggu Perjanjian Tarif Resiprokal, Impor BBM dan LPG dari AS Akan Tetap Lewat Proses Lelang
Foto: Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberi keterangan ketika dijumpai di Jakarta, Kamis 20/11/2025 (sumber: ANTARA/Putu Indah Savitri)

Pantau - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa impor bahan bakar minyak (BBM) dan LPG dari Amerika Serikat oleh Indonesia tetap harus melalui mekanisme lelang atau bidding, meskipun ada kesepakatan kerja sama dagang antara kedua negara.

Proses Impor Tetap Lewat Lelang

Airlangga menyampaikan bahwa setiap impor dari Amerika Serikat tetap melalui prosedur lelang terbuka untuk menentukan penyedia energi yang akan dipilih.

"Impor langsung itu nanti pasti ada bidding. Untuk vendor (penyedia migas) Amerika-nya pasti ada bidding," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa swasta juga diberikan kebebasan untuk ikut serta dalam kegiatan impor BBM dan LPG dari Amerika Serikat.

"Kalau swasta ingin (impor dari AS), boleh," ia mengungkapkan.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) selaku BUMN energi masih menunggu aturan resmi dari pemerintah untuk bisa merealisasikan rencana impor minyak mentah dari Amerika Serikat.

Menunggu Perjanjian Tarif Resiprokal dan MoU

Menurut Airlangga, pemerintah Indonesia saat ini masih menunggu penandatanganan perjanjian tarif resiprokal dengan Amerika Serikat sebelum melangkah ke tahap implementasi kerja sama energi.

"MoU sudah dibuat, itu sudah ada mekanismenya. Kami sedang menunggu perjanjian tarif resiprokal dengan Amerika Serikat," jelasnya.

Perjanjian tersebut akan menjadi dasar hukum bagi pelaksanaan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara kedua negara, yang mencakup kerja sama perdagangan dan investasi energi.

Sebagai bagian dari kesepakatan dagang, Amerika Serikat telah menyetujui penurunan tarif terhadap sejumlah produk ekspor Indonesia dari yang semula terancam tarif 32 persen menjadi 19 persen.

Sebagai imbal balik, Indonesia melalui Pertamina berkomitmen untuk meningkatkan impor energi dari Amerika Serikat dengan nilai total hingga 15 miliar dolar AS.

Selain perdagangan, kerja sama ini juga mencakup rencana investasi bersama di Indonesia dan pembangunan fasilitas blue ammonia di Amerika Serikat, dengan total nilai investasi mencapai 10 miliar dolar AS.

Airlangga menilai bahwa seluruh kesepakatan perdagangan dan investasi tersebut akan membantu menyeimbangkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Penulis :
Shila Glorya