Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ekonom LPEM UI Desak Pemerintah Samakan Insentif BEV dan Hybrid EV

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Ekonom LPEM UI Desak Pemerintah Samakan Insentif BEV dan Hybrid EV
Foto: (Sumber : Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Riyanto. (ANTARA/Muzdaffar Fauzan).)

Pantau - Ekonom LPEM UI Riyanto mendorong pemerintah menerapkan insentif kendaraan listrik battery electric vehicle (BEV) dan hybrid electric vehicle (HEV) secara setara berdasarkan kontribusi reduksi emisi dan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Dorongan Kesetaraan Insentif

Riyanto menegaskan bahwa Segmen ini perlu diberikan kebijakan yang lebih fair dengan basis reduksi emisi dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Insentif untuk HEV saat ini belum fair, ungkapnya.

Saat ini BEV memperoleh pembebasan bea masuk dan PPnBM nol persen sebagai bagian dari program tes pasar.

Insentif tersebut dinilai masih didominasi oleh kendaraan listrik impor.

Sementara itu kendaraan hybrid produksi dalam negeri hanya menerima insentif sebesar 3 persen.

Pemberian insentif lebih besar untuk kendaraan hybrid dianggap relevan karena semakin banyak produsen merakit model hybrid secara lokal dengan tingkat TKDN tinggi.

Kontribusi Industri Hybrid Lokal

  • Honda telah merakit HR-V e:HEV di Karawang.
  • Wuling memproduksi Almaz Hybrid di Bekasi.
  • Toyota merakit Veloz Hybrid secara lokal.

Kehadiran model-model hybrid rakitan lokal menyerap ribuan tenaga kerja dari lini produksi, rantai pasok komponen, logistik, hingga penjualan.

Aktivitas produksi hybrid yang terus meningkat berkontribusi pada perputaran ekonomi nasional karena rantai pasoknya lebih panjang dibanding kendaraan impor utuh.

Penulis :
Ahmad Yusuf