
Pantau.com - Dituding ekonom senior Rizal Ramli bahwa Indonesia akan menerbitkan surat utang dua miliar dolar AS dengan imbal hasil sangat tinggi 11,625 persen, bikin Kementerian Keuangan buka suara.
Melalui akun Facebooknya, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Nufransa Wira Sakti dengan tegas mengatakan bahwa Rizal Ramli lebih baik membaca data terlebih dahulu sebelum menyebar informasi.
"Ada baiknya Pak RR membaca secara perlahan-lahan dan memahami dengan bijak sebelum menyebarkan suatu informasi. Apalagi dengan mengatasnamakan rakyat," tulisnya.
Baca juga: Sebut Jokowi Tak Stop Impor, Rizal Ramli: Anda Bekerja untuk Petani Thailand?
Ia juga menjelaskan bahwa penerbitan obligasi pemerintah yang dimaksud adalah surat utang berdonimasi dolar AS yang diterbitkan pada tahun 2009, ketika terjadi krisis keuangan, sehingga imbal hasil yang diberikan 11,625 persen.
Pak Rizal Ramli @RamliRizal terbukti ngawurhttps://t.co/FRLTJ7mWyl
— NWS (@nufransa) January 28, 2019
Surat utang tersebut akan berakhir dan jatuh tempo pada bulan Maret 2019 sehingga sesungguhnya tidak ada penerbitan utang baru dengan imbal hasil yang tinggi.
Baca juga: Sri Mulyani Cs Klaim Sistem Keuangan Indonesia Masih Stabil dan Aman
Saat ini imbal hasil di pasar sekunder untuk surat utang pemerintah berdenominasi dolar AS dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 4,24 persen.
"Jadi semua yang dinyatakan Pak RR adalah kesalahan dia dalam membaca data," kata Nufransa.
Tak lupa dalam unggahannya, Nurfransa juga memasukkan tulisan permohonan maaf Rizal Ramli sudah mengakui kesalahan bahwa imbal hasil 11,625 persen merupakan imbal hasil dari surat utang lama.
- Penulis :
- Nani Suherni