
Pantau - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mencatat kinerja solid pada layanan angkutan retail dengan volume mencapai 230.998 ton selama periode Januari hingga November 2025, atau naik 12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pada 2024, volume angkutan retail hanya mencapai 205.743 ton, menunjukkan bahwa moda kereta api semakin dipercaya sebagai pilihan distribusi barang oleh masyarakat maupun pelaku usaha.
Vice President Corporate Communication KAI, Anne Purba, menyampaikan bahwa peningkatan ini menjadi bukti kontribusi KAI dalam mendukung sistem logistik nasional dan keberlangsungan bisnis pelanggan.
"Pencapaian tersebut menunjukkan bahwa layanan angkutan retail KAI berkontribusi langsung pada kelancaran logistik dan keberlanjutan bisnis pelanggan," ungkap Anne.
Dorongan Musiman dan Model Bisnis Fleksibel B2B-B2C
Secara khusus pada bulan November 2025, KAI mencatat volume angkutan retail sebesar 21.607 ton, naik dibandingkan 20.293 ton pada November 2024.
Peningkatan ini dipicu oleh lonjakan permintaan distribusi barang menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025.
Layanan angkutan retail KAI kini terbagi menjadi dua pendekatan utama, yaitu:
- B2B (business to business): bekerja sama dengan mitra logistik resmi
- B2C (business to customer): melayani pengiriman langsung dari masyarakat dengan volume cukup besar
Jaringan mitra KAI saat ini mencakup perusahaan jasa ekspedisi, layanan fulfillment e-commerce, hingga pengiriman antarkota yang terintegrasi dengan jaringan rel nasional.
Anne menambahkan bahwa moda kereta api memiliki keunggulan efisiensi dan konsistensi.
"Kereta api lebih efisien karena waktu tempuh yang konsisten, serta kapasitas angkut yang besar, sehingga membantu UMKM memperluas pasar dan meningkatkan produktivitas," ujarnya.
Dukungan untuk UMKM dan Komitmen Ramah Lingkungan
Layanan angkutan retail ini juga dinilai memberikan nilai tambah bagi pelaku UMKM dengan mempercepat distribusi dari sentra produksi ke pusat konsumsi.
Hal ini secara langsung memperkuat ekonomi daerah dan mempercepat efisiensi rantai pasok nasional.
Dari sisi keberlanjutan, KAI telah menunjukkan komitmennya untuk menjadi moda transportasi logistik yang lebih ramah lingkungan.
Sejak Februari 2025, seluruh lokomotif dan genset KAI telah menggunakan Biosolar B40 sebagai bagian dari upaya transisi energi menuju target Net Zero Emission 2060.
Selain efisiensi dan keberlanjutan, KAI terus memperkuat layanan angkutan retail melalui:
- Kolaborasi strategis dengan mitra logistik
- Penguatan sarana dan infrastruktur
- Optimalisasi teknologi logistik berbasis digital
"Perusahaan berkomitmen menghadirkan layanan yang handal, efisien, dan berdaya saing tinggi sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat, UMKM, serta perekonomian Indonesia," tutup Anne.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







