
Pantau - Bank Indonesia (BI) mengirimkan tambahan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Pengiriman Uang Tunai ke Daerah Terdampak
Deputi Gubernur BI Ricky Perdana Gozali mengungkapkan bahwa pengiriman uang tambahan dilakukan melalui berbagai moda alternatif.
Ia menegaskan bahwa BI bekerja sama dengan kantor perwakilan BI di daerah terdampak serta perbankan setempat agar kebutuhan uang tunai masyarakat dapat tetap terpenuhi.
Ricky tidak menyebutkan jumlah nominal uang yang dikirim, namun menyampaikan bahwa langkah ini merupakan bentuk respons cepat atas kondisi darurat di wilayah tersebut.
"Kami berusaha memastikan bahwa penyediaan uang rupiah ini tetap kami penuhi sesuai dengan kebutuhan masyarakat," ungkapnya.
Adapun kantor perwakilan BI yang terlibat dalam penanganan distribusi uang tunai ini meliputi Bank Indonesia Sibolga dan Lhokseumawe di Banda Aceh, Bank Indonesia Pematangsiantar di Sumatera Utara, serta Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat di Kota Padang.
Dampak Ekonomi dan Proyeksi BI
Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman menyatakan bahwa bencana alam yang terjadi di tiga provinsi tersebut diperkirakan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Dampaknya terhadap perekonomian memang agak negatif. Tetapi, karena masih perhitungan sementara, dalam produk domestik bruto (PDB) setahun ini perkiraannya baru minus 0,017 persen," ia mengungkapkan.
Perkiraan tersebut didasarkan pada asesmen awal yang menghitung hilangnya aktivitas ekonomi selama 32 hari.
Aida menambahkan bahwa penghitungan dampak bencana merupakan proses yang kompleks, karena tidak hanya mencakup aspek ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial lainnya.
Selain itu, proyeksi inflasi masih menunggu hasil survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap wilayah terdampak.
Untuk tahun 2025, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
Sementara itu, inflasi diprediksi tetap dalam sasaran sebesar 2,5 persen plus minus 1 persen.
- Penulis :
- Leon Weldrick







