
Pantau - Pemerintah telah merealisasikan penarikan utang baru sebesar Rp614,9 triliun hingga 30 November 2025, atau setara 84,06 persen dari target penarikan utang tahun ini yang tercantum dalam laporan semester (lapsem) sebesar Rp731,5 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menegaskan bahwa angka tersebut masih sesuai dengan desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
"Jadi saat ini masih on-track menuju desain dari APBN," ujar Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2025 di Jakarta, Kamis.
Penarikan utang ini ditujukan untuk menutup defisit APBN 2025 yang diproyeksikan mencapai 2,78 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Per 30 November 2025, realisasi defisit APBN tercatat sebesar 2,35 persen terhadap PDB, atau masih di bawah proyeksi tahunan.
Strategi Pengelolaan Pembiayaan dan Sinergi dengan BI
Suahasil menyampaikan bahwa pemerintah juga mengoptimalkan penggunaan sisa anggaran lebih (SAL) sebesar Rp85,6 triliun untuk mengurangi kebutuhan penerbitan surat berharga negara (SBN).
"Pemenuhan pembiayaan ini terkendali melalui langkah antisipatif, seperti prefunding, ketersediaan kas yang memadai, serta active cash dan debt management, termasuk penempatan dana Rp200 triliun di perbankan umum," jelasnya.
Dalam pengelolaan utang, Kementerian Keuangan bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) melalui skema debt switch terhadap SBN pembiayaan COVID-19 yang jatuh tempo dalam beberapa tahun ke depan.
"SBN yang kami terbitkan pada COVID-19 lalu ada yang jatuh tempo pada 2025, 2026, 2027, dan 2028. Untuk jatuh tempo ini, kami bekerja sama dengan BI untuk melakukan debt switching," tambahnya.
Skema debt switching juga dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) dengan lembaga multilateral maupun institusi lain untuk mengurangi risiko refinancing.
Suahasil menambahkan bahwa kondisi pasar keuangan saat ini sedang menunjukkan tren membaik yang mendukung pembiayaan negara secara lebih efisien.
Selain utang, pembiayaan non-utang juga terealisasi sebesar Rp41,4 triliun.
Dengan demikian, total realisasi pembiayaan anggaran per akhir November 2025 mencapai Rp573,5 triliun, atau setara 86,63 persen dari proyeksi pembiayaan dalam lapsem 2025 sebesar Rp662 triliun.
- Penulis :
- Shila Glorya








