
Pantau - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) menilai bahwa tahun 2026 akan menjadi periode penuh peluang bagi sektor furnitur dan kerajinan nasional, seiring membaiknya prospek perdagangan global dan terbukanya pasar baru, khususnya di kawasan Timur Tengah.
Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, menyatakan bahwa pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan Indonesia berpotensi meningkat signifikan bila didukung oleh kepastian arah kebijakan dan percepatan ratifikasi perjanjian dagang internasional.
Timur Tengah Jadi Sumber Permintaan Baru, Proyek Raksasa Dorong Ekspor
Abdul Sobur menyebut kawasan Timur Tengah kini menjadi pasar baru yang menjanjikan, didorong oleh maraknya proyek pembangunan besar yang menciptakan permintaan tinggi terhadap furnitur, produk interior, dan kayu bernilai tambah.
Proyek-proyek besar yang disebut antara lain:
Kota NEOM
The Line
Red Sea Project di Arab Saudi
Proyek properti, hotel, dan kawasan mixed-use di Dubai, Abu Dhabi, dan Qatar
Permintaan dari proyek-proyek tersebut dinilai mampu menjadi penggerak baru bagi ekspor furnitur Indonesia yang selama ini masih bergantung pada pasar tradisional.
Perjanjian Dagang Butuh Percepatan, Dorong Akses Pasar dan Daya Saing
Selain peluang pasar, HIMKI menyoroti pentingnya percepatan ratifikasi perjanjian dagang internasional, di antaranya:
IEU–CEPA
ICA–CEPA
Indonesia–EAEU FTA (Eurasia)
Perjanjian-perjanjian tersebut sudah disepakati secara substansi dan tinggal menunggu pengesahan resmi dari pemerintah.
Menurut HIMKI, percepatan ratifikasi sangat penting untuk:
Membuka akses pasar baru
Menurunkan hambatan tarif
Memperkuat posisi produk Indonesia di pasar Eropa, Amerika Utara, dan Eurasia
Agar peluang ini benar-benar termanfaatkan, HIMKI menekankan perlunya kepastian kebijakan, konsistensi regulasi, dan dukungan agar pelaku usaha dapat beradaptasi dan meningkatkan daya saing.
Industri Padat Karya, Kontributor Stabilitas dan Pemerataan
HIMKI mengingatkan bahwa sektor furnitur dan kerajinan merupakan subsektor padat karya yang berkontribusi besar terhadap:
Ekspor nasional
Pertumbuhan ekonomi daerah
Stabilitas sosial
Pemerataan kesejahteraan
"Pada akhirnya, menjaga industri padat karya berarti menjaga ritme kehidupan masyarakat Indonesia. Ketika pekerjaan tetap ada dan penghidupan terjaga, maka stabilitas sosial pun tumbuh dengan sendirinya. Inilah fondasi sunyi namun kokoh bagi masa depan bangsa," ujar Abdul Sobur.
- Penulis :
- Gerry Eka







