
Pantau.com Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, akan menawarkan kepada swasta lebih banyak proyek mengingat dana infrastruktur di tahun mendatang tidak ada penambahan atau konstan.
Ia mengatakan penawaran proyek kepada pihak swasta sudah dimulai tahun lalu. "Kerja Sama pemerintah-badan usaha sudah diarahkan tahun lalu, proyek yang untung kita kerjakan ke swasta," kata Menteri Budi Karya, kemarin.
Ia menjelaskan proyek-proyek yang ditawarkan, adalah proyek yang menguntungkan agar bisa dikelola dengan baik tidak perlu memulai dari awal.
Baca juga: Waspada! Berikut 18 Entitas Investasi 'Bodong'
"Kalau proyek strategis tapi belum feasible ya enggak bijaksana dikasih swasta. Kalau proyek feasible swasta akan untung, bisa dikelola, tapi kalau enggak untung kenapa dikasih ke mereka," katanya.
Ia menyebutkan untuk tahun ini, Kementerian Perhubungan sudah menargetkan 20 pelabuhan dan 10 bandara, dan satu proyek kereta api Makassar-Parepare. "Kemarin ada penawaran pasar, ada belasan investor mau dari dalam dan luar negeri, ada dari Eropa," ungkapnya.
Menurut Budi Karya, terdapat keuntungan jika proyek ditawarkan ke swasta, yaitu di satu sisi swasta mendapat keuntungan, di sisi lain bisa menghemat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan menambah Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBN).
"Swasta untung, masyarakat bisa mendapatkan kehidupan, kita bisa menyelesaikan layanan," ujarnya.
Baca juga: Duh! BI: Ada Tekanan Kenaikan Harga Tingkat Pedagang Eceran Hingga 3 Bulan ke Depan
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga akan menggeser prioritas ke sumber daya manusia setelah tiga tahun sebelumnya fokus ke pembangunan infrastruktur. "Indonesia bisa konsentrasikan ke sumber daya manusia (SDM), itu harus dilakukan karena fase pembangunan infrastruktur yang konstan itu bisa meneruskan yang ada. Ada beberapa hal yang saya upayakan agar produktivitas anggaran bermakna dengan peningkatan SDM," paparnya.
Ia mengatakan upaya tersebut, bisa dikerjasamakan dengan sejumlah universitas dalam penyelenggaraan pendidikan bagi generasi penerus di bidang transportasi.
"Di tahun mendatang, saya akan konsentrasikan bangunan itu cukup di kota. Untuk menambah fasilitas, kita akan kerja sama dengan universitas, paling tidak dua hingga lima universitas dengan membentuk fakultas transportasi," ucapnya. Dia menambahkan tenaga pengajar dan kurikulum, bisa menyesuaikan dengan yang dimiliki Kemenhub dan universitas.
- Penulis :
- Martina Prianti