
Pantau.com - Venezuela merilis uang kertas baru untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari satu tahun, bank sentral mengatakan pada hari Rabu (12 Juni 2019) setelah hiperinflasi mengikis efek dari perbaikan moneter Agustus 2018 dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan uang tunai.
Presiden Venezuela, Nicolás Maduro, tahun lalu memangkas lima nol dari mata uang dan harga. Langkah itu seharusnya mengurangi kekurangan uang tunai yang mendorong sebagian besar perekonomian ke arah operasi kartu debit dan kredit dan membuat beban berat pada platform perdagangan digital.
Uang kertas dari 10.000, 20.000 dan 50.000 denominasi Bolivar akan mulai beredar pada hari Kamis untuk "membuat sistem pembayaran lebih efisien dan memfasilitasi transaksi komersial", kata bank sentral dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Apes Sudah! Masuk Daftar Hitam, Huawei Juga Batal Launching Laptop
Yang terbesar dari uang kertas tersebut, setara dengan sekitar 8 dolar AS, lebih dari upah minimum 40.000 bolivar sebulan.
Setelah perbaikan 2018, uang kertas denominasi tertinggi adalah 500 bolivar, yang sekarang tidak cukup untuk membeli sepotong permen.
Dilansir The Guardian, inflasi pada Mei mencapai 815.000 persen setelah memuncak awal tahun ini di atas 1,7 juta persen, menurut kongres yang dikelola oposisi.
Baca juga: China Kuasai Tanah Jarang Dunia, Elemen Kimia Logam untuk Elektronik
Maduro menyalahkan kesulitan ekonomi negara OPEC atas sanksi oleh AS yang dimaksudkan untuk memaksanya keluar dari jabatannya.
Para kritikusnya mengatakan keruntuhan itu disebabkan oleh dua dekade manajemen yang tidak kompeten yang menyia-nyiakan ratusan miliar dolar dalam pendapatan minyak.
rn- Penulis :
- Nani Suherni