HOME  ⁄  Ekonomi

KEIN Blak-blakan Hot Money di Investasi Asing yang Tidak Produktif

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

KEIN Blak-blakan Hot Money di Investasi Asing yang Tidak Produktif

Pantau.com - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) mengungkapkan Investasi yang masuk ke Indonesia dinilai belum terserap secara produktif.  Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta memaparkan investasi di Indonesia sebagian besar dalam bentuk portofolio sehingga lebih rentan ditarik kembali. 

"Investasi di Indonesia sebagiaan besar portofolio. Kita dialiri hot money dari pada investasi langsung. Aspek yang menggambarkan fragility (rentan) baik sisi ekonomi maupun politik. Dana asing cepat keluar terutama surat-surat berharga," ujarnya di Century Park Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019).

Baca juga: Tak Dibatasi, Grand Indonesia dan Plaza Indonesia Beroperasi Normal

Secara institusional kata dia, struktur investasi portofolio didominasi oleh kewajiban dibandingkan asetnya, terutama yang berasal dari sektor publik. "Jumlahnya USD4,16 miliar pada triwulan I 2019. Ini pembubaran-pembubaran kewajiban, bunga dan seterusnya," katanya. 

Sementara untuk Perusahaan BUMN Karya menggunakan obligasi untuk konstruksi, pemerintah mengeluarkan surat utang itu masuk ke dalam anggaran APBN dan modal swasta.

"Jangan lupa ada hasilnya berupa infrastruktur. Jangan lupa ada aktivitas ekonomi yang bergerak. Sektor riil bergerak. Misalkan waduk membantu pertanian dan ketahanan pangan karena mampu meningkatkan produktivitas komoditas pertanian," katanya. 

Baca juga: Tak Bergantung Penuh ke JICA, MRT Punya 2 Sumber Dana yang Dilirik

Sedangkan investasi langsung, berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menurutnya, aliran investasi langsung yang masuk dinilai belum produktif. Pasalnya kata dia, belum mampu mendorong kenaikan kinerja ekspor yang signifikan serta berdampak positif terhadap tenaga kerja.

"Investasi asing yang masuk lebih banyak memanfaatkan potensi pasar dalam negeri. Yang kedua, aktivitas asing yang masuk tidak dalam koridor, masuk ke sektor-sektor yang menciptakan lapangan pekerjaan yang banyak," terangnya. 

Padahal kata dia, investasi yang didorong masuk ke Indonesia yakni investasi yang dapat meningkatkan untuk pertumbuhan ekonomi.  "Yakni investasi yang dapat mengerek devisa, menciptakan lapangan kerja dan bersinergi dengan supply chain melibatkan UMKM," pungkasnya.

Penulis :
Nani Suherni

Terpopuler