
Pantau.com - Penanganan virus Korona di dataran China secara komprehensif turut mempengaruhi indeks saham gabungan Hang Seng, Hongkong dan emas berjangka. Hal tersebut dikemukakan Branch Manager PT Solid Gold Berjangka Cabang Makassar, Keiza Pingkan D Massie.
Ia mengatakan, harga emas yang sempat merosot ke level 1569,70 dolar AS per onz pada awal pekan, maka dalam tiga hari terakhir terus menguat, investor bertaruh pada dukungan kebijakan lebih lanjut dari Beijing untuk mengimbangi dampak ekonomi dari virus Korona yang menyebar dengan cepat, sehingga pada penutupan perdagangan indeks Hang Seng naik 0,42 persen pada 26,787.
Baca juga: Penutupan Penerbangan Indonesia-China, Menhub: Itu Risiko Bisnis
Sementara sub indeks energi pelacakan Hang Seng, Hongkong naik 0,9 persen, sedang sektor TI naik 0,2 persen. Untuk sektor keuangan berakhir lebih tinggi naik 0,5 persen dari pada sektor properti naik 0,1 persen.
Dengan melihat perkembangan tersebut, pihaknya optimistis respons pasar untuk indeks Hang Seng, Hongkong dan emas berjangka segera membaik dan diperkirakan itu tidak akan sampai satu semester.
Hal itu bercermin dari penanganan virus SARS pada 2002-2003 yang sempat membuat indeks Hang Seng, Hongkong dan emas berjangka terpuruk selama empat bulan dan selanjutnya perlahan-lahan merangkak naik kembali.
Baca juga: Garuda Indonesia Siap Evakuasi WNI dari Sejumlah Provinsi di China
Kendati diakui, epidemik Korona lebih besar dibanding SARS yang terjadi pada 2002-2003 penurunan indeks saham gabungan mencapai 3.729 poin, namun jika dibandingkan epidemik Korona untuk bulan Januari saja itu penurunannya telah mencapai 3.342 poin untuk indeks saham gabungan Hang Seng dan emas berjangka.
Dirinya mengatakan, dengan dua kasus epidemik itu dapat menjadi pembanding untuk epidemik SARS yang satu tahun dan Korona yang satu bulan saja itu lebih signifikan direspons pasar.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta