
Pantau.com - Ancaman terhadap biota laut semakin serius lantaran masih adanya budaya nyampah. Akibatnya banyak hewan laut seperti penyu dan paus yang mati karena memakan sampah plastik.
"Kita lihat budaya nyampah masih terjadi. Kami sangat khawatir dengan kondisi laut Indonesia dengan adanya budaya nyampah yang masih begitu kuat hingga hari ini," ujar Ketua Protection of Forest and Fauna (ProFauna) Indonesia, Rosek Nursahid, Rabu (10/6/2020).
Baca juga: Proyek Senilai Rp290 Miliar Belum Mampu Kumpulkan Sampah Plastik di Lautan
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi dalam diskusi daring bertema "Ancaman Sampah bagi Kelestarian Tumbuhan Satwa Liar dan Lingkungan Hidup" mengatakan setiap tahunnya produksi sampah di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Pada 2019 bahkan jumlah sampah di Indonesia sudah mencapai 64 juta ton per tahun. "Sampah plastik sukar diurai mempunyai umur panjang dan ringan akan mudah diterbangkan angin bahkan terbawa aliran air hingga ke mana-mana," ucapnya.
"Kami menyadari bahwa tantangan ke depan akan lebih besar dan hanya melalui kerja sama dan kolaborasi kami dapat mengatasi masalah-masalah penting ini," kata Siti Nurbaya.
Baca juga: Di Tengah COVID-19, Menteri Edhy Dorong Produksi Hasil Laut
Terkait dengan pengurangan polusi laut dari kegiatan berbasis darat, Indonesia berkomitmen mengurangi limbah padat hingga 70 persen pada tahun 2025.
Selain itu, pemerintah juga telah menyusun Rencana Aksi Nasional untuk mengurangi limbah plastik melalui berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh semua pemangku kepentingan.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta