Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Yagan Square: Menghormati Pahlawan Noongar yang Menentang Penjajahan

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Yagan Square: Menghormati Pahlawan Noongar yang Menentang Penjajahan
Foto: Yagan Square (citydays.com)

Pantau - Yagan, yang lahir sekitar tahun 1795, adalah anggota kelompok Noongar yang terdiri dari sekitar 60 orang yang tinggal di wilayah yang kini dikenal sebagai Perth, ketika penjajah Inggris tiba pada tahun 1829. Dengan postur tubuh yang lebih tinggi dan kekar, Yagan dikenal karena tato khas di bahu kanannya yang menandakan status penting dalam komunitasnya.

Mengapa Yagan Square Dinamakan Setelahnya?

Yagan berperan besar dalam perlawanan terhadap penjajahan yang memasuki tanah Noongar. Awalnya, Yagan dan sukunya menyambut kedatangan orang Inggris sebagai roh leluhur mereka yang kembali. Namun, semakin lama, tanah mereka dikurung untuk digunakan dalam pertanian, dan hubungan pun memburuk. Pada Desember 1831, setelah seorang kerabat Yagan dibunuh oleh seorang pelayan kolonial karena mencuri kentang, Yagan bersama ayahnya, Midgegooroo, memimpin perlawanan besar pertama Noongar terhadap penjajah.

Mereka menyerbu sebuah rumah petani dan, sesuai dengan sistem hukum balas dendam mereka, membunuh seorang kolonial. Meski pembunuhan ini tak ada kaitannya langsung dengan pembunuhan sebelumnya, penjajah Inggris melihatnya sebagai tindakan yang tidak beralasan dan mengirim pasukan untuk menangkap Yagan dan kelompoknya.

Baca juga: Patung Robin Hood di Nottingham, Warisan Sejarah dan Seni yang Mendunia

Yagan Sang Buronan

Yagan berhasil melarikan diri, namun pada Mei 1832, ia menyerang dua kolonial yang sedang menanam benih di tanah yang dulunya adalah padang buru Noongar. Salah satu dari mereka tewas akibat serangan tersebut. Sebagai balasan, Inggris memasang hadiah £20 untuk menangkap Yagan.

Yagan berhasil menghindari penangkapan hingga Oktober tahun yang sama, ketika ia dipermainkan oleh sekelompok nelayan dan dibawa ke penjara. Ia dijatuhi hukuman mati, namun aktivis hak-hak pribumi Robert Lyon berhasil membujuk pihak berwenang untuk mengasingkannya ke Pulau Cormac di bawah pengawasan Lyon.

Kepulangan Yagan

Setelah melarikan diri dari tahanan, Yagan dan kelompoknya tidak dikejar lagi karena dianggap sudah cukup dihukum. Beberapa bulan kemudian, mereka terlibat dalam beberapa insiden kecil yang berujung pada kematian saudara Yagan pada April 1833. Yagan dan ayahnya bersumpah untuk membalas dendam, memimpin serangan terhadap kereta makanan yang menewaskan dua kolonial. Inggris kemudian meningkatkan hadiah menjadi £30 untuk kepala Yagan.

Baca juga: Menjelajahi Keindahan Franklin Square, Destinasi Bersejarah di Philadelphia

Pelarian Kedua dan Kematian Yagan

Ayah Yagan ditangkap dan dieksekusi, namun Yagan berhasil menghindari pengejaran selama berbulan-bulan. Suatu hari, ia berhasil menyelinap masuk ke rumah seorang kolonial ternama, George May, dan mengungkapkan perasaannya tentang perlakuan Inggris terhadap sukunya. Namun, setelah menerima tawaran perlindungan dari dua pemuda Inggris, Yagan akhirnya tewas tertembak di tempat tidur bersama salah satu pengikutnya. Pembalasan segera dilakukan oleh kelompok Yagan yang membunuh salah satu pemuda tersebut, sementara yang lain berhasil melarikan diri.

Pengembangan Yagan Square

Pandangan kolonial terhadap Yagan pada awalnya beragam, mulai dari ketakutan hingga rasa hormat yang enggan. Namun, ketika Yagan Square dibangun pada tahun 2016, terdapat keinginan yang lebih kuat untuk menghormati penghuni asli tanah ini, dan kisah Yagan pun mendapat perhatian. Saat ini, Yagan dikenang sebagai pahlawan yang melawan invasi asing dan mati untuk melindungi rakyat serta tanah leluhurnya.

Apa yang Dapat Ditemui di Yagan Square

Di ujung square, terdapat menara digital setinggi 45 meter dengan layar digital melingkar 30 meter yang menampilkan film pendek dan acara olahraga. Menara ini dihiasi dengan 14 pilar yang masing-masing mewakili satu dari 14 suku Noongar. Di dekatnya, terdapat patung 'Wirin' setinggi 9 meter oleh seniman Noongar, Tjyllyungoo, yang menggambarkan kekuatan kreatif sakral yang menghubungkan seluruh kehidupan di bumi. Selain itu, ada juga 'Waterline', sebuah patung air sepanjang 190 meter yang mengingatkan kita pada danau yang kini menjadi lokasi stasiun.

Yagan Square juga memiliki ampiteater berkapasitas 500 kursi yang sering digunakan untuk pertunjukan langsung dan kelas olahraga, serta Market Hall, sebuah kompleks makanan dan minuman yang kini telah direnovasi untuk menarik lebih banyak pengunjung.

Baca juga: Nottingham Castle, Simbol Kekuasaan yang Kini Menjadi Pusat Budaya dan Sejarah

Penulis :
Latisha Asharani