billboard mobile
HOME  ⁄  Food & Travel

Terbesar dan Tersadis? Ketatnya Penjara di El Salvador

Oleh Pranayla Mauli Fathiha
SHARE   :

Terbesar dan Tersadis? Ketatnya Penjara di El Salvador
Foto: El Savador Prison via Tangkapan layar (youtube.com/Ruhi Cenet)

Pantau - El Salvador, sebuah negara kecil di Amerika Tengah, telah menarik perhatian dunia dengan kebijakan keamanan yang ketat dan pembangunan penjara baru yang ambisius, dikenal sebagai Centro de Confinamiento del Terrorismo (CECOT). Penjara ini dirancang untuk menampung anggota geng berbahaya dan menjadi simbol dari upaya pemerintah untuk memerangi kejahatan terorganisir. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang penjara El Salvador, latar belakangnya, kondisi di dalamnya, serta dampak sosial dan politiknya.

Latar Belakang Pembangunan CECOT

Pembangunan CECOT dimulai sebagai respons terhadap meningkatnya kekerasan yang disebabkan oleh geng-geng seperti Mara Salvatrucha (MS-13) dan Barrio 18. Geng-geng ini telah lama menguasai banyak wilayah di El Salvador, menciptakan suasana ketakutan di kalangan warga sipil. Dengan tingkat pembunuhan yang tinggi dan kejahatan yang merajalela, pemerintah El Salvador di bawah kepemimpinan Presiden Nayib Bukele memutuskan untuk mengambil langkah drastis.

Dibuka pada Februari 2023, CECOT memiliki kapasitas untuk menampung hingga 40.000 narapidana. Penjara ini dilengkapi dengan sistem keamanan canggih, termasuk kamera pemantau 24 jam, dinding beton tinggi, dan teknologi pemindaian biometrik. Langkah ini bertujuan untuk mencegah pelarian dan memastikan bahwa para anggota geng tidak dapat melanjutkan aktivitas kriminal mereka dari dalam penjara.

Kondisi di Dalam Penjara

Kondisi di dalam CECOT telah menjadi subjek perdebatan yang sengit. Banyak laporan menunjukkan bahwa para tahanan mengalami perlakuan yang sangat keras. Mereka dipaksa tidur di ranjang lipat baja tanpa kasur dan tidak diperbolehkan menerima kunjungan dari keluarga atau teman. Hal ini bertentangan dengan pedoman internasional tentang hak-hak tahanan.

Pihak berwenang mengklaim bahwa penjara ini dirancang untuk menjaga keamanan dan mencegah kekacauan. Namun, banyak aktivis hak asasi manusia mengkritik perlakuan tersebut sebagai bentuk penyiksaan. LSM seperti Cristosal telah melaporkan bahwa banyak tahanan mengalami penyiksaan fisik dan psikologis selama berada di dalam penjara.

Meskipun kritik terhadap kondisi di CECOT terus mengalir, banyak warga El Salvador mendukung tindakan tegas pemerintah terhadap kejahatan. Mereka merasa lebih aman setelah tindakan keras terhadap geng-geng kriminal dilaksanakan. Dalam beberapa bulan setelah pembukaan CECOT, angka kejahatan—terutama pembunuhan—dilaporkan mengalami penurunan signifikan.

Namun, dukungan ini tidak datang tanpa kontroversi. Banyak orang khawatir bahwa langkah-langkah ekstrem ini dapat menciptakan lingkungan di mana pelanggaran hak asasi manusia menjadi hal biasa. Beberapa juga berpendapat bahwa penahanan massal tanpa proses hukum yang jelas dapat menyebabkan ketidakadilan bagi individu yang tidak terlibat dalam kegiatan kriminal.

Kebijakan Keamanan Presiden Bukele

Kebijakan keamanan Presiden Bukele telah menjadi sorotan internasional. Dia dikenal sebagai pemimpin milenial yang berani mengambil langkah-langkah kontroversial untuk menangani masalah kejahatan di negaranya. Dalam dua tahun terakhir, pemerintah Bukele menerapkan keadaan darurat yang memberikan kekuasaan lebih besar kepada polisi dan militer untuk menindak kejahatan.

Selama periode ini, sekitar 70.000 orang ditahan berdasarkan kebijakan tersebut. Banyak dari mereka ditangkap tanpa bukti yang jelas terkait keterlibatan mereka dalam kejahatan geng. Hal ini memicu protes dari organisasi hak asasi manusia yang menyerukan agar pemerintah menghormati prinsip-prinsip hukum dan keadilan.

Pembangunan CECOT dan kebijakan keamanan Bukele memiliki dampak sosial dan politik yang signifikan. Di satu sisi, banyak warga merasa lebih aman dan mendukung tindakan tegas terhadap geng-geng kriminal. Di sisi lain, ada kekhawatiran tentang masa depan demokrasi di El Salvador jika pemerintah terus menerapkan kebijakan represif.

Kritik terhadap pemerintah juga muncul dari dalam negeri maupun luar negeri mengenai cara mereka menangani masalah kejahatan. Banyak yang berpendapat bahwa solusi jangka panjang tidak hanya terletak pada penahanan tetapi juga pada pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan rehabilitasi bagi mantan anggota geng.

Penjara El Salvador, khususnya Centro de Confinamiento del Terrorismo (CECOT), adalah simbol dari perang melawan kejahatan terorganisir yang sedang berlangsung di negara tersebut. Meskipun langkah-langkah tegas pemerintah Bukele mendapatkan dukungan dari sebagian masyarakat karena menurunkan angka kejahatan, kritik mengenai pelanggaran hak asasi manusia terus mengemuka.

Kondisi di dalam penjara menunjukkan tantangan besar dalam menciptakan sistem peradilan yang adil dan manusiawi. Di tengah semua kontroversi ini, penting bagi masyarakat internasional untuk terus memantau situasi di El Salvador dan mendorong dialog tentang solusi berkelanjutan untuk masalah kejahatan.

Dengan memahami konteks sosial dan politik seputar CECOT serta dampaknya terhadap masyarakat El Salvador, kita dapat lebih menghargai kompleksitas isu-isu yang dihadapi oleh negara-negara dengan tingkat kejahatan tinggi. Masa depan El Salvador akan sangat bergantung pada bagaimana pemerintah menangani tantangan ini sambil tetap menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip hukum.

Penulis :
Pranayla Mauli Fathiha
Editor :
Pranayla Mauli Fathiha