
Pantau - Peneliti Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (Centris) AB Solissa mengusulkan, negara-negara Islam di dunia mesti mengambil sikap tegas dengan membangun pangkalan militer bersama di Jalur Gaza.
AB Solissa menanggapi hal ini menyusul adanya serangan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa yang kerap kali terjadi tiap bulan Ramadan. Insiden berdarah ini biasanya terjadi saat Muslim Palestina tengah menggelar salat di masjid termahsyur di dunia itu.
"Aliansi negara-negara Islam harus tunjukan rasa empati mereka dengan membangun pangkalan militer bersama di jalur Gaza sebagai upaya menghadang agresi militer dan sikap ekspansionis Israel terhadap rakyat Palestina," kata AB Solissa kepada Pantau.com, Selasa (11/4/2023).
Tak hanya itu, AB Solissa juga menuturkan, sejumlah negara Muslim dunia harus memblokade seluruh akses kerja sama dalam bentuk apapun.
"Negara-negara Muslim dunia harus mengambil sikap tegas atas Israel. Blokade seluruh akses kerja sama dalam bentuk apapun, termasuk hubungan politik dan ekonomi," ujarnya.
AB Solissa menambahkan, penyerangan tentara Israel terhadap warga Muslim Palestina di Masjid Al-Aqsa ini seperti siklus lantaran terjadi setiap tahunnya. Namun, tak ada upaya preventif dari negara-negara Arab atas peristiwa ini.
"Saya melihat ini semacam siklus yang terjadi setiap tahunnya. Namun tak ada upaya preventif dari negara-negara Arab atas peristiwa yang mendera rakyat Palestina ini. Kalaupun ada, itu hanya sebatas mengutuk, tanpa ada tindakan apapun yang bisa membuat militer Israel jera," tutur AB Solissa.
"Menurut saya, tindakan Israel ini sudah melebih batas dan melampaui hak asasi manusia yang semestinya bisa diprotes oleh warga dunia lainnya. PBB juga bersikap diam. Amerika apalagi, tak bisa berbuat apa-apa. Malah standar ganda yang diberikan. Kalau ke Rusia keras, Israel malah mendukung," sambungnya.
Menurutnya, jika pembangunan pangkalan militer bersama di Jalur Gaza dan blokade kerja sama ini diterapkan, rakyat Palestina dipastikan bisa kembali hidup tenang dan bisa menata ulang kehidupan mereka yang puluhan tahun dilumatkan zionisme Israel.
AB Solissa menanggapi hal ini menyusul adanya serangan terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa yang kerap kali terjadi tiap bulan Ramadan. Insiden berdarah ini biasanya terjadi saat Muslim Palestina tengah menggelar salat di masjid termahsyur di dunia itu.
"Aliansi negara-negara Islam harus tunjukan rasa empati mereka dengan membangun pangkalan militer bersama di jalur Gaza sebagai upaya menghadang agresi militer dan sikap ekspansionis Israel terhadap rakyat Palestina," kata AB Solissa kepada Pantau.com, Selasa (11/4/2023).
Tak hanya itu, AB Solissa juga menuturkan, sejumlah negara Muslim dunia harus memblokade seluruh akses kerja sama dalam bentuk apapun.
"Negara-negara Muslim dunia harus mengambil sikap tegas atas Israel. Blokade seluruh akses kerja sama dalam bentuk apapun, termasuk hubungan politik dan ekonomi," ujarnya.
AB Solissa menambahkan, penyerangan tentara Israel terhadap warga Muslim Palestina di Masjid Al-Aqsa ini seperti siklus lantaran terjadi setiap tahunnya. Namun, tak ada upaya preventif dari negara-negara Arab atas peristiwa ini.
"Saya melihat ini semacam siklus yang terjadi setiap tahunnya. Namun tak ada upaya preventif dari negara-negara Arab atas peristiwa yang mendera rakyat Palestina ini. Kalaupun ada, itu hanya sebatas mengutuk, tanpa ada tindakan apapun yang bisa membuat militer Israel jera," tutur AB Solissa.
"Menurut saya, tindakan Israel ini sudah melebih batas dan melampaui hak asasi manusia yang semestinya bisa diprotes oleh warga dunia lainnya. PBB juga bersikap diam. Amerika apalagi, tak bisa berbuat apa-apa. Malah standar ganda yang diberikan. Kalau ke Rusia keras, Israel malah mendukung," sambungnya.
Menurutnya, jika pembangunan pangkalan militer bersama di Jalur Gaza dan blokade kerja sama ini diterapkan, rakyat Palestina dipastikan bisa kembali hidup tenang dan bisa menata ulang kehidupan mereka yang puluhan tahun dilumatkan zionisme Israel.
- Penulis :
- khaliedmalvino









