
Pantau - Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing, China. Momen pertemuan itu terjadi ketika kedua pemimpin negara menghadiri acara Welcoming Dinner Leaders Belt and Road Forum (BRF) yang digelar di Great Hall of The People, Beijing pada Selasa (17/10/2023) malam.
Dalam kegiatan itu, Presiden Jokowi hadir bersama Ibu Iriana di acara makan malam tersebut.
Presiden memakai setelan jas berwarna hitam dan dasi berwarna merah. Ibu Iriana memakai setelan baju panjang berwarna putih lengkap dengan selendang putih serta tas tangan hitam dengan motif burung kasuari.
Sementara itu, Presiden Putin juga memakai setelan jas hitam dan dasi berwarna ungu. Tampak dalam foto kedua Kepala Negara saling menyapa, berbincang dan tersenyum. Kemudian Presiden Jokowi didampingi Iriana berfoto bersama Presiden Putin.
Sebelumnya, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Putin pada 30 Juni 2022. Saat itu, pertemuan keduanya digelar di Istana Kremlin, Moskwa, Rusia. Kehadiran Presiden Jokowi di Rusia kala itu dalam rangka mengupayakan ruang dialog antara Rusia dengan Ukraina untuk tujuan perdamaian pasca sengketa militer kedua negara terjadi.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana telah berada di China sejak Senin (16/10/2023). Selama di China sejak Senin hingga Selasa, Kepala Negara telah melakukan sejumlah kegiatan. Antara lain menghadiri forum bisnis Indonesia-China, bertemu Perdana Menteri (PM) China Li Qiang, mengunjungi Lapangan Tiananmen, dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.
Saat ini Presiden Jokowi melanjutkan kunjungan ke Arab Saudi. Jokowi telah tiba di Kota Riyadh pada Rabu (18/10/2023) malam.
Dalam pidatonya pada upacara pembukaan KTT ke-3 Belt Road Forum di Great Hall of The People, Beijing, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pihaknya dan China memiliki keinginan untuk menjalin kerja sama yang setara dan saling menguntungkan demi mencapai kemajuan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang berkelanjutan dan berjangka panjang, dengan tetap menghormati keanekaragaman peradaban dan hak setiap negara atas model pembangunannya masing-masing.
"Proyek One Belt One Road yang berdasarkan pada prinsip-prinsip tersebut sesuai dengan proses integrasi yang sedang terjadi di berbagai kawasan. Inisiatif ini juga sejalan dengan konsep Rusia untuk menciptakan sistem integrasi, di mana terjamin sepenuhnya kebebasan perdagangan, investasi, tenaga kerja, dan infrastruktur yang saling terhubung," kata Putin.
"Proyek itu juga sejalan dengan proposal Rusia untuk membentuk Kemitraan Eurasia Besar sebagai ruang kerja sama dan interaksi antara orang-orang yang berpikiran sama, di mana berbagai proses integrasi akan terjalin: "One Belt One Road", Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), ASEAN, serta Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) yang dikembangkan oleh Rusia bersama para mitranya di ruang pasca-Soviet," sambungnya.
- Penulis :
- Fadly Zikry