billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Italia Bakal Tutup Bandara Jika Jerman Nekat Kembalikan Imigran

Oleh Widji Ananta
SHARE   :

Italia Bakal Tutup Bandara Jika Jerman Nekat Kembalikan Imigran

Pantau.com - Italia masih belum mencapai kesepakatan dengan Jerman tentang pemulangan imigarn yang pertama kali terdaftar di Italia. Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini berjanji untuk menutup bandara ke penerbangan Jerman yang memindahkan pengungsi.

"Jika seseorang di Jerman atau Belgia berpikir tentang membuang puluhan migran di Italia melalui penerbangan sewaan yang tidak sah, mereka harus tahu bahwa tidak ada dan tidak akan ada bandara tersedia," kata Salvini dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari Russia Today, Senin (8/10/2018).

Baca juga: Ditolak Italia, Imigran Perairan Malta Diterima Prancis dan Jerman

Pernyataan tajamnya muncul sebagai tanggapan atas desas-desus yang beredar pertama kali oleh harian La Repubblica Italia, yang mengatakan Jerman berencana untuk mempercepat prosedur repatriasi menjelang pemilihan regional di negara bagian Bavaria, negara bagian rumah Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer.

Penerbangan pertama yang membawa pencari suaka dari Jerman ke Italia dilaporkan dijadwalkan untuk Selasa, 9 Oktober. Sedangakn media lain melaporkan jika pemulangan imigran itu akan dilakukan Kamis, 11 Oktober mendatang.

Baca juga: Langgar Peraturan Imigrasi, Pemerintah Deportasi 40 Warga Bangladesh

Menteri Pengembangan Ekonomi Italia, Luigi Di Maio, juga menolak gagasan menerima pengungsi yang dikirim kembali dari Jerman sebelum mencapai kesepakatan. "Untuk melakukan hal-hal seperti itu kita perlu perjanjian," katanya.

Salvini sudah memperkenalkan beberapa langkah anti-imigran garis keras dan, dalam beberapa kesempatan, dengan tegas menolak untuk menerima migran yang diselamatkan di Mediterania oleh beberapa badan amal.

Pemerintah Italia juga menyetujui dekrit pengetatan kebijakan suaka nasional. Sikap anti-imigran Salvini juga membuatnya bertentangan dengan beberapa politisi Eropa, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn.

Penulis :
Widji Ananta