
Pantau.com - Turki menegaskan tidak akan menjalin kesepakatan apapun soal kematian Jamal Khashoggi dengan Amerika Serikat, jika mengusir ulama yang dikatakan sebagai dalang kudeta dua tahun lalu.
NBC News sebelumnya memberitakan, pemerintahan Trump akan mempelajari cara untuk memindahkan ulama Fethullah Gulen dan membujuk Presiden Tayyip Erdogan untuk meredakan tekanan atas Arab Saudi terkait pembunuhan Khashoggi.
Baca juga: 17 Pelaku Pembunuhan Khashoggi Dapat Hukuman dari Pemerintah Amerika
Pejabat tinggi Turki mengatakan masalah mengenai ekstradisi Gulen, yang telah lama diupayakan Turki, dan penyelidikan atas siapa di balik pembunuhan Khashoggi di konsulat Arab Saudi di Istanbul bulan lalu adalah persoalan terpisah.
"Turki tidak menawarkan penyelidikan Khashoggi dengan ekstradisi Fetullah Gulen," kata pejabat itu,
"Kami tidak punya niat campur tangan dalam penyelidikan Khashoggi demi keuntungan politik atau hukum."
Erdogan telah mengatakan, perintah untuk membunuh Khashoggi datang dari pejabat paling tinggi di kepemimpinan Saudi.
Baca juga: Menlu Arab Saudi: Putra Mahkota Tidak Terlibat Dalam Kasus Khashoggi
Beberapa oknum Saudi menyatakan Turki berusaha menggunakan pembunuhan Khashoggi untuk keuntungan politik.
"Saya tak pernah punya keraguan bahwa Turki memperdagangkan darah Jamal Khashoggi," tulis Abdulrahman al-Rashed, kolumnis terkemuka Saudi, di Twitter.
Erdogan sudah lama menuntut Washington menyerahkan Gulen, yang membantah keterlibatan dalam usaha kudeta itu dan memutuskan mengasingkan diri ke AS sejak 1999. Pejabat mengatakan pengadilan AS memerlukan bukti cukup untuk mengektradisi ulama uzur tersebut.
- Penulis :
- Widji Ananta










