
Pantau - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan bahwa Rusia telah membantu mengevakuasi sekitar 4.000 pejuang Iran dari Suriah. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers tahunan di Moskow, Kamis (19/12/2024). Menurut Putin, permintaan evakuasi ini datang langsung dari pihak Iran setelah situasi di Suriah mengalami perubahan signifikan.
"Jika sebelumnya teman-teman Iran meminta bantuan kami untuk memindahkan pasukan mereka ke Suriah, sekarang mereka meminta kami membantu menarik mereka keluar dari sana," ujar Putin. Para pejuang Iran tersebut dipindahkan ke Teheran melalui pangkalan udara Khmeimim yang dikelola Rusia.
Situasi di Suriah Berubah Drastis
Putin juga menjelaskan bahwa rezim Partai Baath yang telah berkuasa selama lebih dari enam dekade kini telah berakhir setelah kelompok anti-rezim berhasil merebut ibu kota Damaskus. Perubahan ini membawa dampak besar pada dinamika militer dan politik di negara tersebut.
Baca Juga:
Rusia Tangkap Warga Uzbekistan atas Pembunuhan Jenderal Igor Kirillov
Di Aleppo, misalnya, sekitar 30.000 pasukan pro-pemerintah dan pro-Iran mundur tanpa perlawanan ketika 350 pasukan anti-rezim mendekati kota tersebut. Sebelum mundur, mereka dilaporkan meledakkan sejumlah fasilitas strategis untuk mencegah penggunaannya oleh pihak lawan.
Pangkalannya di Suriah
Ketika ditanya apakah Rusia akan meninggalkan pangkalannya di Suriah, Putin menyatakan belum ada keputusan pasti terkait hal tersebut.
"Kami harus mempertimbangkan bagaimana hubungan kami dengan kekuatan politik baru yang kini menguasai Suriah akan berkembang di masa depan. Kepentingan kami harus tetap terjaga," tambahnya.
Putin juga menawarkan pangkalan Rusia di Khmeimim dan Tartus untuk digunakan sebagai pusat pengiriman bantuan kemanusiaan bagi masyarakat yang terdampak konflik.
Nasib Bashar Al Assad
Dalam kesempatan yang sama, Putin mengungkapkan bahwa ia belum berbicara dengan Bashar Al Assad sejak pemimpin rezim Suriah yang digulingkan tersebut melarikan diri dan mendapat suaka di Rusia. Assad dilaporkan meninggalkan Suriah setelah ibu kota Damaskus jatuh ke tangan kelompok oposisi.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah










