billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Iran Siap Tandatangani Perjanjian Nuklir Baru, Asal Sanksi AS Dicabut Sepenuhnya

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Iran Siap Tandatangani Perjanjian Nuklir Baru, Asal Sanksi AS Dicabut Sepenuhnya
Foto: Iran nyatakan siap teken perjanjian nuklir baru jika AS mencabut semua sanksi ekonomi, komit pada pengayaan uranium damai.(Sumber: ANTARA/Anadolu/py)

Pantau - Pemerintah Iran menyatakan kesiapannya untuk menandatangani perjanjian nuklir baru dengan Amerika Serikat, dengan syarat utama bahwa seluruh sanksi ekonomi yang dikenakan oleh AS harus dicabut terlebih dahulu.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ali Shamkhani, penasihat politik dan nuklir Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dalam menanggapi perkembangan terbaru perundingan nuklir antara kedua negara.

Iran menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk tidak memproduksi senjata nuklir dan hanya akan memperkaya uranium pada tingkat rendah untuk kebutuhan sipil.

Iran Siap Transparan, Tawarkan Pengawasan Internasional Jika Sanksi Dicabut

Teheran juga menyatakan kesediaannya untuk menyingkirkan persediaan uranium yang telah diperkaya tinggi serta membuka akses bagi pengawasan internasional atas seluruh proses pengayaan uranium—selama sanksi AS benar-benar dicabut.

Iran bersedia menandatangani perjanjian baru secara serentak dengan pencabutan sanksi, bila syarat tersebut disetujui oleh pihak Washington.

Putaran keempat perundingan tidak langsung antara Iran dan AS telah berlangsung di Oman pada Minggu, 11 Mei 2025, melanjutkan sesi sebelumnya yang digelar di Muscat (12 dan 26 April) serta Roma (19 April).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menggambarkan proses perundingan sebagai "sulit namun konstruktif", dan membantu memperjelas posisi masing-masing pihak serta mencari solusi rasional atas perbedaan yang ada.

Perundingan ini dipicu oleh surat Presiden AS Donald Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran pada Maret lalu, yang berisi tawaran perjanjian baru disertai ancaman tindakan militer jika jalur diplomasi gagal.

Meski Iran menolak dialog langsung, mereka tetap bersedia mengikuti jalur negosiasi tidak langsung untuk menghindari eskalasi konflik dan membuka peluang kesepakatan yang lebih stabil.

Penulis :
Balian Godfrey