
Pantau - Menteri Luar Negeri RI Sugiono mengecam keras pencegatan kapal Madleen oleh militer laut Israel yang dinilainya sebagai pelanggaran hukum internasional dan tindakan penculikan terhadap relawan kemanusiaan.
Kapal Madleen, yang menjalankan misi kemanusiaan untuk Gaza, dicegat oleh pasukan Israel di perairan internasional pada Minggu, 8 Juni 2025, sebagaimana disampaikan oleh Koalisi Freedom Flotilla.
Komunikasi dengan kapal tersebut langsung terputus usai insiden, yang memicu kekhawatiran terhadap keselamatan para relawan dan jurnalis di dalamnya.
Sugiono menegaskan bahwa "Tindakan tersebut sekali lagi menunjukkan ketidakpedulian Israel terhadap hukum internasional dan menjadi pukulan berat bagi penderitaan rakyat Gaza."
Ia menilai blokade darat dan laut oleh Israel terhadap Gaza sebagai bentuk hukuman kolektif yang melanggar hukum kemanusiaan internasional.
Blokade tersebut, menurut Sugiono, memperbesar risiko terjadinya bencana kemanusiaan serta kelaparan massal di wilayah tersebut.
Ia menekankan bahwa berdasarkan ketentuan hukum internasional dan instruksi Mahkamah Internasional (ICJ), Israel berkewajiban menjamin keselamatan relawan serta kelancaran distribusi bantuan kemanusiaan.
Sugiono menyampaikan apresiasi terhadap keberanian para aktivis yang mencoba membuka jalur laut sebagai koridor bantuan bagi Gaza.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa jalur darat tetap menjadi prioritas utama dalam menyalurkan bantuan.
Menurutnya, pembukaan semua akses bantuan ke Gaza adalah suatu keharusan dan telah menjadi posisi resmi Indonesia di berbagai forum internasional.
Sugiono menyatakan akan menyuarakan sikap Indonesia secara tegas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Palestina yang akan digelar di New York.
"Saya akan menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, supaya bertindak tegas untuk melindungi warga sipil dan mengadopsi resolusi demi mengakhiri blokade dan menjamin akses kemanusiaan di Gaza," tegasnya.
Koalisi Freedom Flotilla menyebut kapal Madleen membawa berbagai bantuan penting bagi warga Gaza seperti susu formula bayi, tepung, beras, popok, perangkat pemurni air, obat-obatan, alat medis, kruk, dan kaki palsu untuk anak-anak.
Kapal tersebut mengangkut 11 aktivis dan seorang jurnalis, termasuk Greta Thunberg (aktivis iklim asal Swedia), Rima Hassan (anggota Parlemen Eropa asal Prancis keturunan Palestina), dan Omar Faiad (jurnalis Al Jazeera Mubasher asal Prancis).
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Tria Dianti










