
Pantau - Elon Musk mengguncang percakapan politik Amerika Serikat dengan mengusulkan pembentukan partai ketiga sebagai alternatif dari sistem dua partai yang selama ini mendominasi.
Gagasan tersebut disampaikan pada Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli 2025, melalui unggahan di platform X miliknya.
"Hari Kemerdekaan (AS, 4 Juli) adalah waktu yang tepat untuk bertanya apakah Anda menginginkan kemerdekaan dari sistem dua partai (ada yang mengatakan satu partai)! Haruskah kita membentuk Partai Amerika?" tulis Musk dalam unggahannya.
Ia juga menyertakan jajak pendapat yang menunjukkan 63,8 persen dari hampir 150.000 responden mendukung pembentukan partai baru.
Strategi Politik dan Kritik Terbuka terhadap Partai Republik
Musk menjelaskan bahwa strategi partai baru bisa dimulai dengan fokus pada 2–3 kursi Senat dan 8–10 distrik DPR.
Menurutnya, jumlah tersebut sudah cukup untuk menjadi kekuatan penentu dalam pembahasan undang-undang kontroversial, sehingga mencerminkan kehendak rakyat secara lebih efektif.
Dalam unggahan yang sama, Musk melontarkan kritik tajam terhadap Partai Republik, khususnya terhadap RUU One Big Beautiful yang diusung Donald Trump.
Ia menyebut Partai Republik sebagai "Partai Porky Pig" dan memperingatkan bahwa para anggota parlemen pendukung RUU tersebut akan menghadapi tantangan serius dalam pemilu pendahuluan tahun depan.
Balasan Trump: Ancaman hingga Sindiran
Donald Trump merespons dengan nada keras melalui akun Truth Social-nya.
Ia memperingatkan Elon Musk untuk "menutup usahanya dan kembali ke Afrika Selatan", serta mengusulkan pemotongan dukungan pemerintah terhadap proyek-proyek strategis yang berkaitan dengan bisnis Musk.
Langkah tersebut mencakup peluncuran roket, satelit, dan produksi mobil listrik—bidang yang menjadi inti dari perusahaan-perusahaan seperti SpaceX dan Tesla.
Trump juga menyindir DOGE, merujuk pada salah satu perusahaan yang sebelumnya dipimpin oleh Musk, untuk memperhatikan potensi konsekuensi dari konfrontasi ini.
Ia menegaskan bahwa Musk seharusnya tidak “bermain-main dengannya.”
Pertukaran panas ini menambah ketegangan politik menjelang pemilu 2026, sekaligus membuka diskusi luas mengenai kemungkinan munculnya kekuatan politik baru di luar Partai Demokrat dan Republik.
- Penulis :
- Aditya Yohan