
Pantau - Sebanyak 13 orang tewas dan 71 lainnya terluka akibat serangan artileri berat yang dilancarkan oleh militer Thailand ke arah wilayah Kamboja pada Sabtu, 26 Juli 2025, di perbatasan Pursat, Kamboja.
Serangan Artileri dan Korban Sipil
Insiden bermula dari aksi militer Thailand yang menembakkan artileri berat dari Provinsi Surin pada Jumat, 25 Juli 2025, ke arah wilayah Kamboja.
Serangan tersebut menyebabkan kematian lima tentara dan delapan warga sipil, serta melukai 21 tentara dan 50 warga sipil.
"Sejauh ini, Thailand telah menewaskan lima tentara dan delapan warga sipil, serta melukai 21 tentara dan 50 warga sipil. Sekitar 35.800 orang di provinsi Oddar Meanchey, Preah Vihear, Pursat, dan Banteay Meanchey telah dievakuasi," ungkap Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja seperti dikutip dari Khmer Times.
Sebagian besar korban merupakan warga sipil yang tinggal di dekat garis perbatasan yang kini menjadi zona konflik.
Latar Belakang Konflik dan Sengketa Wilayah
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan meningkat menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli 2025, dipicu oleh bentrokan antara pasukan kedua negara di zona netral yang disengketakan pada 28 Mei 2025.
Dalam bentrokan tersebut, satu tentara Kamboja dilaporkan tewas, yang memicu eskalasi militer dari kedua belah pihak.
Sengketa wilayah ini telah berlangsung lama sejak masa penjajahan Prancis, ketika peta perbatasan kedua negara dibuat pada tahun 1907.
Peta tersebut ditafsirkan berbeda oleh masing-masing negara karena adanya bagian perbatasan yang tidak jelas akibat sulitnya akses saat itu.
Setelah Kamboja merdeka dari Prancis pada 1953, wilayah-wilayah yang diabaikan dalam peta menjadi titik sengketa utama.
Thailand selama ini memilih menyelesaikan persoalan melalui negosiasi bilateral, sementara Kamboja menyerahkan sengketa ke Mahkamah Internasional.
Namun, Thailand tidak mengakui yurisdiksi Mahkamah Internasional, sehingga penyelesaian melalui jalur hukum internasional menjadi terhambat.
- Penulis :
- Leon Weldrick