
Pantau - Pemerintah Kanada menegaskan kembali larangan ekspor alat militer yang dapat digunakan di Gaza, menanggapi laporan empat LSM yang menyebut senjata Kanada masih mengalir ke Israel.
"Kanada telah menetapkan garis tegas, dan akan terus mempertahankannya: sejak Januari 2024, kami tidak menyetujui satu pun izin baru untuk barang-barang terkendali yang dapat digunakan di Gaza," ujar Menteri Luar Negeri Kanada, Anita Anand, dalam pernyataan resmi pada Sabtu, 3 Agustus 2025.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa seluruh izin yang telah dikeluarkan sebelumnya juga dibekukan sejak tahun 2024.
"Lebih dari itu, kami juga telah membekukan seluruh izin yang sudah ada pada 2024, yang sebelumnya memungkinkan komponen militer digunakan di Gaza. Izin-izin itu masih ditangguhkan hingga hari ini," tambahnya.
Pemerintah Kanada Klarifikasi Laporan Aktivis
Pernyataan ini merespons laporan tertanggal 29 Juli 2025 yang dirilis oleh empat LSM: World Beyond War, Palestinian Youth Movement, Canadians for Justice and Peace in the Middle East, dan Independent Jewish Voices.
Laporan tersebut mengutip data Otoritas Pajak Israel dan menyebut bahwa suku cadang senjata militer dan amunisi dari Kanada masih masuk ke Israel.
Namun, setelah meninjau laporan itu, Kementerian Luar Negeri Kanada menyatakan bahwa beberapa klaim di dalamnya “menyesatkan dan tidak mencerminkan fakta secara akurat.”
"Barang yang diidentifikasi sebagai 'peluru' dalam laporan tersebut sebenarnya adalah proyektil bergaya paintball. Perlengkapan yang menyertainya justru dirancang untuk membuat senjata api tidak dapat digunakan dengan amunisi biasa," jelas Anita.
"Barang-barang ini tidak bisa digunakan dalam pertempuran. Dan jika pun bisa, tetap akan membutuhkan izin yang tidak akan diberikan," tambahnya.
Ia juga memastikan bahwa tidak ada mortir yang dikirimkan dari produsen Kanada ke Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung, sejak sebelum izin ekspor ditangguhkan.
Ancaman Sanksi bagi Pelanggar dan Tanggapan Aktivis
Anand menegaskan bahwa hukum Kanada secara tegas melarang ekspor barang terkendali tanpa izin resmi.
Pemerintah siap memberikan sanksi hukum kepada pelanggar, termasuk denda, penyitaan barang, dan tuntutan pidana.
"Kami tidak akan membiarkan senjata buatan Kanada berkontribusi terhadap konflik ini dalam bentuk apa pun," tegasnya.
Sementara itu, dalam konferensi pers di Ottawa, Yara Shoufani dari Palestinian Youth Movement menyatakan bahwa temuan laporan mereka menunjukkan adanya dukungan material berkelanjutan dari Kanada terhadap Israel, meskipun dibantah oleh pemerintah.
Para aktivis juga mengklaim memiliki dokumen pengiriman komersial yang mendukung tuduhan transfer amunisi dan peralatan militer dari perusahaan Kanada ke Israel.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf