
Pantau - Ketua Bidang Hukum Pengurus Pusat Generasi Muda FKPPI, Wahyu Sandhya Yudha, menyatakan bahwa dalam satu tahun masa kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto telah menjadikan sektor pertahanan sebagai instrumen diplomasi dan kekuatan tawar Indonesia di tingkat global.
Paradigma Baru: Pertahanan sebagai Pilar Diplomasi
Menurut Sandhya, Prabowo memandang pertahanan bukan hanya sebagai kekuatan militer, tetapi sebagai pilar utama kedaulatan dan diplomasi luar negeri.
“Dengan pendekatan pertahanan yang kuat, Indonesia kini memiliki posisi tawar lebih tinggi dalam percaturan global,” ungkapnya.
Ia menilai bahwa Prabowo berhasil menggeser paradigma lama yang melihat pertahanan hanya sebagai alat perang, menjadi alat diplomasi dan penentu posisi Indonesia dalam geopolitik internasional.
Langkah konkret Prabowo terlihat melalui sejumlah inisiatif strategis sejak awal pemerintahannya.
Di antaranya adalah peningkatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara mitra strategis seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Italia, Turki, dan Prancis.
Kerja sama tersebut tidak hanya menyangkut pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga mencakup transfer teknologi dan penguatan kemandirian industri pertahanan nasional.
“Tentunya ini bukan hanya soal kekuatan tempur, melainkan juga positioning Indonesia sebagai negara dengan kemampuan pertahanan yang dihormati dunia,” tambah Sandhya.
Pertahanan Komprehensif dan Berbasis Partisipasi Rakyat
Sandhya juga menyoroti peran Kementerian Pertahanan di bawah pimpinan Sjafrie Sjamsoeddin yang dinilai berhasil meningkatkan postur pertahanan maritim dan udara di tengah dinamika kawasan Indo-Pasifik.
Program-program yang dijalankan mencakup modernisasi alutsista, penguatan TNI di wilayah perbatasan, dan pengembangan ekosistem industri pertahanan berbasis riset dan inovasi.
Menurut Sandhya, strategi pertahanan Prabowo memperkuat posisi Indonesia dalam berbagai negosiasi internasional, termasuk di bidang ekonomi, energi, dan politik luar negeri.
“Ini bentuk strategi pertahanan komprehensif yang berfungsi sebagai instrumen diplomasi dan stabilitas kawasan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo juga fokus pada aspek sosial, teknologi, dan diplomasi, seperti:
- Pembinaan sumber daya manusia di sektor pertahanan
- Pendidikan bela negara
- Kerja sama strategis dalam pertahanan siber
Konsep pertahanan di era Kabinet Merah Putih, menurut Sandhya, bersifat total, tidak hanya menyiapkan senjata, tetapi juga membangun ketahanan nasional yang berkelanjutan melalui partisipasi rakyat dan jalur diplomasi.
“Semoga di tahun-tahun berikutnya lebih mengokohkan pelibatan rakyat dalam perumusan kebijakan pertahanan,” pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan