
Pantau - Meski proposal perdamaian tengah dipertimbangkan, pertempuran sengit terus berlangsung di Gaza dengan serangan udara Israel dan tembakan roket dari Palestina masih terjadi hingga Rabu, 1 Oktober 2025, menurut laporan badan-badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jumlah Korban Tembus 66.000 Jiwa, Warga Sipil dan Anak-Anak Jadi Korban Terbesar
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan terjadinya korban jiwa dan luka-luka dalam serangan terbaru di wilayah Gaza.
Sirene peringatan juga terus dibunyikan di komunitas-komunitas Israel yang berbatasan langsung dengan Gaza, menandakan bahwa pertempuran masih berlangsung intens.
OCHA menyatakan bahwa otoritas kesehatan di Gaza melaporkan lebih dari 66.000 orang telah tewas sejak pecahnya perang pada Oktober 2023.
"OCHA sekali lagi menekankan bahwa warga sipil tidak boleh menjadi target. Di bawah hukum humaniter internasional, mereka harus dilindungi", tulis OCHA dalam laporan resminya.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk seiring dengan meningkatnya jumlah korban kelaparan.
OCHA menyebutkan bahwa 177 orang telah meninggal akibat kelaparan dan kekurangan gizi sejak bencana kelaparan dikonfirmasi pada Agustus, termasuk 36 anak-anak.
Dana Kependudukan PBB juga mencatat bahwa lebih dari 60 persen wanita hamil dan ibu baru mengalami kekurangan gizi serius.
UNICEF memperingatkan bahwa anak-anak pengungsi di Gaza kini hidup dalam ketakutan dan trauma berkelanjutan akibat pengeboman, suara tembakan, dan keberadaan mayat, tanpa akses layak terhadap makanan dan air bersih.
Akses Kemanusiaan Masih Terbatas, PBB Serukan Bantuan Tanpa Hambatan
OCHA menekankan pentingnya akses kemanusiaan yang berkelanjutan dan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Gaza.
Lembaga-lembaga bantuan membutuhkan jalur masuk untuk menyalurkan pasokan penting seperti makanan bergizi, termasuk daging, sayuran, dan produk susu, melalui sektor komersial.
OCHA juga melaporkan bahwa kondisi tempat tinggal di Gaza selatan sangat memprihatinkan.
Ribuan keluarga tinggal berdesakan dalam tenda darurat di sepanjang pantai, yang rawan terendam banjir saat musim dingin mendatang.
Kondisi serupa sempat terjadi pada bulan Agustus, ketika naiknya air laut menyebabkan banjir dan menambah penderitaan warga.
Meski menghadapi berbagai tantangan, aktivis kemanusiaan tetap berupaya memberikan layanan terbaik.
Tim-tim kemanusiaan berhasil mengambil vaksin dan pasokan nutrisi dari perlintasan perbatasan Kerem Shalom (Karem Abu Salem), serta memasang panel surya di wilayah Deir al-Balah.
Barang-barang seperti tenda, terpal, dan seprai diizinkan masuk ke Gaza, namun OCHA mencatat bahwa ratusan ribu orang masih sangat membutuhkan tempat tinggal yang layak.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf