
Pantau - Peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza berkomitmen untuk menyelesaikan semua bentuk perselisihan di masa mendatang melalui jalur diplomasi dan negosiasi, bukan dengan kekerasan atau konflik bersenjata.
Deklarasi bersama tersebut dirilis secara resmi oleh Gedung Putih pada Senin, 13 Oktober 2025.
"Kami dengan ini berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan di masa mendatang melalui langkah diplomatik dan negosiasi, alih-alih dengan kekerasan atau konflik berkepanjangan", demikian isi salah satu kutipan dalam deklarasi tersebut.
Visi Komprehensif dan Harapan untuk Kawasan Timur Tengah
Dalam deklarasi yang sama, para pemimpin dunia menggarisbawahi pentingnya mengakhiri siklus konflik berkepanjangan di Timur Tengah.
"Kami mengakui bahwa Timur Tengah tidak dapat bertahan dalam siklus peperangan yang berkepanjangan, perundingan yang terhenti, atau penerapan syarat yang dinegosiasikan secara terpisah-pisah, tidak lengkap, atau selektif", bunyi pernyataan itu.
Mereka juga menyerukan pembentukan tatanan baru di kawasan berdasarkan semangat kerja sama dan solidaritas.
"Kami mengupayakan visi komprehensif untuk mewujudkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama di kawasan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip saling menghormati dan senasib sepenanggungan", lanjut pernyataan resmi tersebut.
Hadirkan 35 Pemimpin Dunia, Termasuk Presiden Prabowo
KTT Gaza digelar di Sharm El-Sheikh International Convention Centre, Kota Sharm El-Sheikh, Mesir.
Pertemuan tingkat tinggi ini dipimpin langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Lebih dari 35 pemimpin dunia menghadiri pertemuan tersebut, termasuk Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Tujuan utama konferensi adalah membahas masa depan perdamaian di Jalur Gaza setelah tercapainya perjanjian damai antara Israel dan Hamas.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf