
Pantau - Otoritas Israel mengizinkan tim Palang Merah dan tim dari Mesir untuk memasuki wilayah yang disebut sebagai “garis kuning” di Jalur Gaza guna melakukan pencarian jenazah sandera.
“Garis kuning” adalah batas imajiner yang memisahkan area yang masih diduduki militer Israel dengan wilayah yang sudah mereka tinggalkan.
Meskipun demikian, Israel menegaskan bahwa mereka akan tetap memegang kendali keamanan secara menyeluruh atas Jalur Gaza.
"Israel akan tetap memegang kendali keamanan secara menyeluruh atas Jalur Gaza. Hal ini menandakan bahwa tentara Israel akan terus mengawasi operasi keamanan bahkan setelah fase pertempuran saat ini berakhir," demikian pernyataan resmi otoritas keamanan Israel.
Gencatan Senjata Berlaku, Proses Pertukaran Sandera dan Tahanan Dimulai
Izin kepada tim pencari diberikan dalam konteks perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas telah:
- Membebaskan 20 sandera yang masih hidup
- Menyerahkan 16 jenazah sandera
Masih ada 12 jenazah sandera yang belum ditemukan dan diperkirakan berada di dalam wilayah Gaza
Pada Sabtu, pemimpin Hamas Khalil al-Hayya menyatakan bahwa mereka akan memperluas upaya pencarian ke wilayah lain di Jalur Gaza untuk menemukan sisa jenazah para sandera asal Israel.
Tahap pertama kesepakatan gencatan senjata mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Rekonstruksi Gaza dan Rencana Pemerintahan Baru
Selain pertukaran sandera dan tahanan, kesepakatan juga memuat rencana jangka panjang untuk:
Rekonstruksi Jalur Gaza yang hancur akibat perang
Pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa keterlibatan langsung dari Hamas
Perang yang dimulai sejak Oktober 2023 dan masih berlangsung hingga kini telah menimbulkan korban dalam jumlah besar.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, konflik telah menyebabkan:
- Lebih dari 68.000 orang tewas
- Lebih dari 170.000 orang luka-luka
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf









