
Pantau - Pemerintah China menyatakan bahwa kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat masih dalam tahap awal dan membutuhkan persetujuan internal dari masing-masing negara sebelum bisa diimplementasikan secara penuh.
China dan AS Bahas TikTok, Tarif, hingga Ekspor Mineral Strategis
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri China, disebutkan bahwa kedua negara telah mencapai "konsensus dasar" mengenai sejumlah isu penting yang dibahas dalam perundingan dagang di Kuala Lumpur pada 25–26 Oktober 2025.
Negosiasi dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng dari pihak China dan Menteri Keuangan Scott Bessent dari pihak Amerika Serikat.
“Kedua belah pihak sepakat untuk melakukan upaya lebih lanjut guna menyusun detailnya dan melalui prosedur domestik masing-masing untuk mendapatkan persetujuan,” demikian bunyi pernyataan dari Kemenlu China.
Bessent sebelumnya mengungkapkan bahwa kesepakatan awal ini telah dicapai beberapa hari sebelum pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan pada 30 Oktober di Korea Selatan.
Kerangka kesepakatan ini mencakup penghapusan rencana pengenaan tarif 100 persen atas impor dari China yang sebelumnya direncanakan berlaku mulai 1 November 2025.
Selain itu, kesepakatan juga memuat solusi atas isu penjualan TikTok di AS, termasuk pengaturan struktur kepemilikan dan pengendalian algoritma.
Gedung Putih menyatakan bahwa enam dari tujuh kursi dewan direksi TikTok di AS akan dipegang oleh warga negara Amerika, dan perusahaan AS akan mengontrol sistem algoritma platform tersebut.
Konsultasi Substantif, Penundaan Tarif, dan Komitmen Ekspor
Kementerian Perdagangan China mengungkapkan bahwa pembahasan juga mencakup:
- Kebijakan logistik maritim dan industri galangan kapal AS
- Perpanjangan masa penangguhan tarif timbal balik
- Kerja sama penegakan hukum terkait fentanil
- Perdagangan produk pertanian
- Pengendalian ekspor, khususnya ekspor mineral tanah jarang
Sebagai bagian dari kesepakatan, China disebut akan “menunda” kontrol ekspor mineral tanah jarang selama satu tahun.
Mineral tersebut merupakan komponen penting dalam produksi ponsel, jet tempur, dan kendaraan listrik.
Sebelumnya, Presiden Trump mengancam akan mengenakan tarif tambahan 100 persen atas barang-barang dari China sebagai respons atas kebijakan pembatasan ekspor tersebut.
Perdagangan Kedelai, TikTok, dan Isu Fentanil Jadi Perhatian Tambahan
Wakil Menteri Perdagangan China, Li Chenggang, menegaskan bahwa kedua negara telah mencapai “konsensus awal” dan proses selanjutnya bergantung pada prosedur domestik masing-masing pihak.
Amerika Serikat juga berharap penghentian perang tarif akan diperpanjang setelah 1 November.
Bessent menyatakan bahwa China akan kembali mengimpor kedelai dalam jumlah besar dari AS setelah sempat menghentikan pembelian pada September 2025 dan beralih ke pemasok dari Brasil dan Argentina.
Presiden Trump juga menyebut bahwa isu fentanil akan menjadi agenda pembahasan dalam pertemuannya dengan Presiden Xi.
AS menuduh China gagal mengendalikan bahan kimia prekursor yang digunakan dalam produksi opioid ilegal, yang selama ini menjadi perhatian utama dalam kebijakan perdagangannya terhadap China.
Komitmen Dialog dan Hubungan Ekonomi yang Lebih Stabil
China menyatakan kesiapan untuk menyelesaikan perbedaan dan memperluas kerja sama secara setara dan saling menguntungkan, sambil tetap menjunjung prinsip hidup berdampingan secara damai.
“Diharapkan AS dan China dapat mencapai titik temu, mengimplementasikan konsensus penting kedua kepala negara, dan memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral ke tingkat yang lebih tinggi,” tegas pernyataan resmi China.
Kedua negara menegaskan akan menjaga komunikasi yang erat dalam isu ekonomi dan perdagangan untuk memastikan stabilitas hubungan jangka panjang.
- Penulis :
- Aditya Yohan









