billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Sekjen NATO Desak Negara Anggota Tingkatkan Investasi Bioteknologi demi Keunggulan Militer

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Sekjen NATO Desak Negara Anggota Tingkatkan Investasi Bioteknologi demi Keunggulan Militer
Foto: (Sumber: Markas NATO di Brussel, Belgia. ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe/am.)

Pantau - Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyerukan kepada negara-negara anggota untuk mempercepat inovasi dan investasi dalam bioteknologi guna memperkuat keunggulan militer aliansi di tengah kompetisi global yang semakin ketat.

Pernyataan itu disampaikan dalam Konferensi Bioteknologi pertama NATO yang digelar di Belgia pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Rutte menyebut acara tersebut sebagai "langkah yang berarti" untuk mendorong kolaborasi dan memaksimalkan potensi bioteknologi dalam sektor pertahanan.

"Memajukan inovasi di bidang bioteknologi merupakan bagian penting dari hal ini. Ini akan membantu memastikan militer kita memiliki kemampuan terbaik dan tercanggih," ujarnya.

Bioteknologi Jadi Kunci Pertahanan Modern

Rutte menekankan bahwa pertahanan masa kini tidak cukup hanya dengan kekuatan militer konvensional.

"Untuk tetap aman, kita tidak hanya membutuhkan tank, jet, kapal, drone, dan amunisi. Kita juga perlu mengembangkan, memperoleh, dan mengintegrasikan bioteknologi ke dalam kemampuan pertahanan kita," tegasnya.

Ia memperingatkan bahwa negara-negara pesaing seperti China dan Rusia telah melangkah jauh dalam pengembangan bioteknologi.

Disebutkan bahwa pada 2023, pendanaan publik China untuk riset bioteknologi mencapai sedikitnya 3 miliar dolar AS (sekitar Rp49,7 triliun), dengan strategi yang memanfaatkan kendali atas rantai pasokan dan pembatasan perdagangan sebagai alat strategis.

Rutte juga menuding Rusia memanfaatkan bioteknologi untuk tujuan rahasia, termasuk pengembangan senjata biologis.

"Rusia ingin mengeksploitasi alat-alat berbahaya, seperti program senjata biologisnya, yang dapat digunakannya untuk melawan musuh-musuhnya," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa NATO tidak boleh membiarkan negara seperti China, Rusia, Korea Utara, dan Iran mendapatkan keunggulan dalam bidang ini.

Progres NATO dan Penerapan Nyata Bioteknologi

Rutte turut menyoroti kemajuan internal NATO melalui Strategi Bioteknologi dan Peningkatan Manusia serta peran Akselerator Inovasi Pertahanan untuk Atlantik Utara (Defence Innovation Accelerator for the North Atlantic / DIANA).

Selama dua tahun terakhir, DIANA telah mendanai total 28 perusahaan bioteknologi yang menjanjikan.

Beberapa penerapan bioteknologi di bidang militer yang telah dikembangkan antara lain:

  • Telemedis
  • Penyediaan darah dalam kondisi ekstrem
  • Teknologi wearable untuk memantau kelelahan dan deteksi dini trauma

"Penggunaan teknologi ini meningkatkan kemampuan fisik, kognitif, dan juga sensorik. Ini membuat kita lebih kuat, dan membuat kita lebih aman," ujar Rutte.

NATO Didukung Infrastruktur dan SDM Unggul

Dalam penutup sambutannya, Rutte mengajak seluruh negara sekutu untuk terus meningkatkan upaya agar tetap berada di garis depan dalam revolusi bioteknologi global.

Ia menegaskan bahwa NATO telah memiliki infrastruktur kelas satu, tenaga kerja yang sangat terampil, serta kemampuan penelitian dan pengembangan yang kuat untuk menjadi pemimpin dalam sektor ini.

Penulis :
Aditya Yohan