
Pantau - Menteri Luar Negeri Iran, Seyed Abbas Araghchi, menegaskan bahwa satu-satunya topik yang mungkin dinegosiasikan antara Iran dan Amerika Serikat adalah isu nuklir, bukan program rudal atau pengayaan uranium.
Posisi Tegas Iran di Tengah Ketegangan Regional
Pernyataan tersebut disampaikan Araghchi pada Rabu, 5 November 2025, di sela-sela rapat kabinet di Teheran, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita resmi IRNA.
"Jika ada negosiasi yang dimulai, maka negosiasi itu hanya akan mengenai isu nuklir," tegas Araghchi.
Ia menegaskan bahwa posisi Iran sangat jelas dan tidak akan bergeser terhadap tekanan atau tuntutan dari pihak luar.
Selama beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat diketahui terus mendesak Teheran untuk menghentikan pengayaan uranium dan membatasi program rudalnya.
Namun, Iran secara tegas menolak permintaan tersebut, dengan menyatakan bahwa kedua isu tersebut tidak dapat dinegosiasikan dalam bentuk apa pun.
Dalam wawancara terpisah dengan media Al Jazeera, Araghchi juga menyatakan bahwa Teheran tidak tertarik untuk melakukan negosiasi langsung dengan Washington.
Namun, ia membuka kemungkinan adanya kesepakatan melalui jalur pembicaraan tidak langsung.
Iran, katanya, tetap siap menjawab kekhawatiran internasional mengenai program nuklirnya, tetapi "syarat-syarat yang diajukan oleh Washington tidak dapat diterima."
Negosiasi Tidak Langsung Mandek Pasca Serangan Militer
Sejauh ini, Iran dan Amerika Serikat telah melakukan lima putaran pembicaraan tidak langsung, dengan agenda utama program nuklir Iran serta pencabutan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh Washington.
Namun, rencana putaran keenam gagal terlaksana menyusul eskalasi militer yang terjadi pada 13 Juni 2025, ketika Israel melancarkan serangan ke beberapa lokasi penting di Iran.
Serangan tersebut menargetkan fasilitas nuklir dan militer, dan menyebabkan tewasnya sejumlah komandan senior, ilmuwan nuklir, serta warga sipil.
Tak lama setelah itu, pada 22 Juni, pasukan Amerika Serikat ikut melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran: Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Situasi tersebut memperburuk ketegangan regional dan menjadi penghalang serius bagi kelanjutan proses diplomasi nuklir antara kedua negara.
- Penulis :
- Aditya Yohan







