
Pantau - Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, direncanakan akan melakukan kunjungan resmi ke China pada akhir Januari 2026, sebagaimana dilaporkan oleh Sky News pada Kamis, 20 November 2025.
Kunjungan tersebut diperkirakan akan memicu kontroversi karena meningkatnya ketegangan diplomatik antara London dan Beijing.
Ketegangan itu dipicu oleh tuduhan spionase yang melibatkan agen intelijen China dan dugaan perekrutan terhadap anggota parlemen Inggris.
Tuduhan Spionase China Memanaskan Hubungan Bilateral
Pada Selasa, 18 November 2025, Menteri Keamanan Inggris, Dan Jarvis, mengungkapkan bahwa badan kontraintelijen MI5 telah memberikan peringatan kepada parlemen terkait aktivitas spionase yang dilakukan oleh China.
Peringatan tersebut menyoroti adanya upaya perekrutan terhadap anggota parlemen Inggris oleh agen intelijen China.
MI5 menyebut para perwira intelijen itu kerap menyamar sebagai bagian dari "perusahaan penyamaran atau perekrut eksekutif pihak eksternal", guna mendekati target mereka di lingkungan legislatif.
Skandal ini mencuat setelah adanya laporan mengenai dua warga negara Inggris, Christopher Berry dan Christopher Cash, yang diduga memberikan informasi sensitif mengenai Partai Konservatif kepada pemerintah China.
Parlemen Inggris Pertimbangkan Langkah Pembatasan
Sebelumnya, pada Oktober 2025, surat kabar The Telegraph melaporkan bahwa Ketua Dewan Rakyat Inggris, Lindsay Hoyle, sedang mempertimbangkan pelarangan kunjungan perwakilan organisasi China ke kompleks parlemen Inggris.
Langkah tersebut dipertimbangkan di tengah meningkatnya kekhawatiran atas skandal mata-mata yang melibatkan dugaan transfer data rahasia ke Tiongkok.
Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Downing Street terkait rencana kunjungan Keir Starmer ke China, namun sumber yang mengetahui rencana tersebut menyebut kunjungan diplomatik itu masih dalam tahap perencanaan awal.
- Penulis :
- Arian Mesa







