
Pantau - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2025 menjadi momen bersejarah karena untuk pertama kalinya diselenggarakan di benua Afrika, dengan Afrika Selatan sebagai pemegang Presidensi G20 dan Johannesburg sebagai tuan rumah pada 22–23 November 2025.
Tema Solidaritas dan Ketegangan Global Warnai KTT G20
Tema utama KTT G20 tahun ini adalah solidaritas, kesetaraan, dan keberlanjutan.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa secara resmi membuka KTT dan dalam sambutannya menyatakan bahwa selama masa kepemimpinannya, Afrika Selatan berupaya memperluas fokus G20 dari isu-isu makroekonomi menjadi agenda yang lebih luas, termasuk perdagangan, pembangunan, kesehatan, dan tantangan global lainnya.
KTT G20 2025 berlangsung di tengah situasi global yang penuh ketegangan, di mana komitmen negara-negara terhadap prinsip multilateralisme dinilai semakin menurun.
Perselisihan internasional yang semakin tajam, konflik yang terus terjadi di berbagai kawasan, serta perang dagang antara negara-negara besar menjadi latar belakang pelaksanaan forum ini.
Ketegangan global itu juga tercermin dalam absennya sejumlah kepala negara dari pertemuan, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Trump secara terbuka memboikot KTT dengan alasan mengecam apa yang ia sebut sebagai "pelanggaran HAM terhadap masyarakat kulit putih di Afrika Selatan", sebuah tuduhan yang dibantah keras oleh pemerintah setempat dan dinilai tidak berdasar.
Gibran Pimpin Delegasi Indonesia, Prabowo Tetap Pantau KTT dari Tanah Air
Indonesia memutuskan tetap hadir dalam KTT G20 dan menegaskan komitmennya terhadap politik luar negeri bebas dan aktif.
Untuk pertama kalinya sejak forum G20 tingkat pemimpin digelar pada 2008, Indonesia tidak diwakili langsung oleh kepala negara.
Presiden Prabowo Subianto menunjuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memimpin delegasi Indonesia di Johannesburg.
Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa kehadiran Gibran tidak mencerminkan penurunan komitmen Indonesia terhadap forum G20.
Presiden Prabowo tetap memantau jalannya KTT dan menerima laporan berkala dari Sherpa Indonesia selama pertemuan berlangsung.
Selain itu, Presiden juga memberikan arahan substantif kepada delegasi mengenai posisi dan kepentingan strategis Indonesia dalam forum internasional tersebut.
Indonesia sebelumnya memegang Presidensi G20 pada tahun 2022 dan tetap menjadi anggota aktif dalam pengambilan keputusan global melalui forum ini.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti








