
Pantau - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 digelar di Johannesburg Expo Centre (NASREC), Afrika Selatan, pada 22–23 November 2025, dalam situasi global yang diwarnai krisis multidimensi mulai dari perubahan iklim, ketidaksetaraan, kemiskinan, hingga ketegangan geopolitik.
KTT ini merupakan G20 pertama yang diadakan di Benua Afrika, melanjutkan estafet presidensi dari Indonesia (2022), India (2023), dan Brasil (2024).
Tema yang diusung Afrika Selatan sebagai tuan rumah adalah "Solidaritas, Kesetaraan, Keberlanjutan", dengan makna mendorong masa depan inklusif, adil, dan berkelanjutan tanpa mengorbankan generasi mendatang.
Peran Strategis Indonesia dan Seruan Reformasi Global
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, hadir mewakili Presiden Prabowo Subianto untuk memimpin delegasi Indonesia dalam forum bergengsi ini.
Dalam pidatonya, Wapres Gibran menekankan pentingnya reformasi tata kelola global, penguatan representasi negara berkembang, dan peran aktif Indonesia dalam diplomasi Selatan Global.
"Indonesia percaya bahwa setiap negara berhak memetakan jalur pembangunannya sendiri karena tidak ada satu model yang cocok untuk semua. Tidak ada yang namanya metode terbaik," tegas Gibran di hadapan para pemimpin dunia.
Indonesia mendorong pertumbuhan global yang kuat, adil, dan inklusif, sebagai kunci kemajuan bagi seluruh bangsa.
Indonesia juga menyambut baik fokus G20 terhadap keuangan berkelanjutan, namun menyerukan adanya ambisi yang lebih besar untuk menjembatani kesenjangan dan mempercepat adaptasi serta mitigasi iklim.
"Dunia membutuhkan pembiayaan yang lebih mudah diakses, terprediksi, dan setara, terutama bagi negara-negara berkembang, melalui keringanan utang, pembiayaan inovatif, pembiayaan campuran, dan mekanisme transisi hijau," ujar Gibran.
Pemerintah Indonesia saat ini mengalokasikan lebih dari 50 persen anggaran iklim nasional, atau sekitar 2,5 miliar dolar AS (Rp41 triliun) per tahun, untuk mendukung:
UMKM hijau
Asuransi pertanian
Infrastruktur berketahanan iklim
Agenda Strategis dan Hasil Diplomasi Bilateral
KTT G20 Afrika Selatan dibagi menjadi tiga sesi utama:
Sesi pertama: ekonomi berkelanjutan, perdagangan, pembiayaan pembangunan, dan utang negara berkembang
Sesi kedua: ketangguhan global, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan, dan sistem pangan
Sesi ketiga: pekerjaan layak, tata kelola kecerdasan buatan (AI), dan mineral kritis – topik yang diusulkan oleh Indonesia
Dalam momentum KTT ini, Wapres Gibran juga mengumumkan kebijakan bebas visa bersama antara Indonesia dan Afrika Selatan, sebagai hasil nyata dari pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta, pada Oktober 2025 lalu.
Langkah tersebut dinilai sebagai bentuk konkret diplomasi Indonesia untuk memperkuat hubungan Selatan-Selatan dan membuka lebih banyak ruang kerja sama lintas kawasan.
- Penulis :
- Gerry Eka








