
Pantau - PMI Kabupaten Agam, Sumatera Barat, menyampaikan bahwa kebutuhan medis bagi korban banjir bandang (galodo) di Nagari Malalak Timur sangat mendesak.
Krisis Medis di Tengah Pengungsian
"Masyarakat di pengungsian sudah banyak yang sakit dan kami kekurangan tim medis," ungkapnya.
Para korban sebelumnya dievakuasi dalam kondisi luka-luka, sementara saat ini tidak ada tim medis yang tersedia di lokasi pengungsian.
Data terakhir mencatat sekitar 200 pengungsi, termasuk ibu hamil dan lansia, serta 10 orang yang membutuhkan penanganan medis segera.
"Tadi yang merawat itu ada yang robek di bagian kepala dan sudah hampir infeksi. Namun perlakuan yang dapat diberikan hanya ditukar perban saja," ungkapnya.
PMI menjelaskan bahwa mereka hanya memiliki obat standar sehingga tidak dapat menyediakan obat secara lengkap bagi masyarakat terdampak.
"Komplikasi kami juga butuh perlengkapan obat-obatan karena persediaannya saat ini bisa dikatakan tidak ada," ungkapnya.
Fasilitas Terbatas dan Cuaca Ekstrem Hambat Penanganan
Kondisi fasilitas MCK di lokasi pengungsian disebut kurang maksimal dan tidak mampu menampung kebutuhan para pengungsi.
Cuaca ekstrem yang masih terjadi memperburuk situasi dan meningkatkan risiko kesehatan bagi warga terdampak.
Akses evakuasi keluar lokasi juga sangat sulit dilakukan karena akses jalan terputus.
"Saat ini sangat sulit untuk melakukan penanganan, cuaca sering hujan," ungkapnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti







