Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Indonesia Diproyeksikan Jadi Pasar Aviasi Terbesar Keempat Dunia pada 2036–2040

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Indonesia Diproyeksikan Jadi Pasar Aviasi Terbesar Keempat Dunia pada 2036–2040
Foto: (Sumber : Suasana resepsi diplomatik 75 tahun keberadaan Indonesia di Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) di Markas Besar ICAO, Montréal, Kanada. (ANTARA/HO-ICAO))

Pantau - Presiden Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), Salvatore Sciacchitano, menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi pertumbuhan sektor aviasi yang sangat kuat dan berpeluang menjadi pasar penumpang terbesar keempat dunia dalam periode 2036 hingga 2040.

ICAO dan ACI Soroti Peran Strategis Indonesia dalam Aviasi Global

Pernyataan Sciacchitano tersebut disampaikan dalam resepsi diplomatik di Markas Besar ICAO, Montréal, Kanada, yang sekaligus menandai 75 tahun keanggotaan Indonesia di ICAO sejak bergabung pada tahun 1950.

Proyeksi ini sejalan dengan data Airport Council International (ACI) yang memperkirakan lonjakan jumlah penumpang di Indonesia akan menjadikan negara ini sebagai pasar aviasi terbesar keempat dunia pada periode 2036–2040.

Sciacchitano menyebut posisi Indonesia saat ini sangat strategis dalam jaringan aviasi internasional karena mengelola salah satu ruang udara terbesar di Asia Pasifik dan menjadi penghubung utama antara koridor penerbangan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Tata Kelola Meningkat, Indonesia Unggul di Kawasan

Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan, Capt. Sigit Hani Hadiyanto, menegaskan bahwa ICAO adalah mitra penting dalam membentuk kebijakan dan standardisasi penerbangan sipil yang aman dan berkelanjutan.

“ICAO merupakan mitra dalam membentuk kebijakan dan standardisasi penerbangan, di mana negara anggota bekerja sama menuju dunia aviasi yang lebih aman dan berkelanjutan,” ujarnya.

Duta Besar RI untuk Kanada sekaligus Wakil Tetap Indonesia untuk ICAO, Muhsin Syihab, menyoroti rekam jejak panjang Indonesia sejak lima tahun pascakemerdekaan dan komitmen aktif dalam penyusunan standar internasional.

“Indonesia telah melakukan banyak perbaikan dan berpartisipasi aktif dalam penyusunan standar penerbangan internasional. Kami berkomitmen menjawab evolusi sektor aviasi,” ungkapnya.

Indonesia saat ini menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kemampuan manufaktur pesawat dan mencatat skor audit keselamatan serta keamanan penerbangan yang telah melampaui rata-rata global.

Hal ini menjadi indikator nyata peningkatan tata kelola sektor penerbangan nasional dalam satu dekade terakhir.

Fokus pada Aviasi Berkelanjutan Lewat Pengembangan SAF

Selain penguatan tata kelola dan keselamatan, Indonesia juga berfokus pada keberlanjutan industri melalui pengembangan ekosistem Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Langkah ini bertujuan mendukung target ICAO dalam pengurangan emisi dari penerbangan sipil internasional serta memperkuat ketahanan dan keberlanjutan jangka panjang industri aviasi nasional.

Dengan berbagai pencapaian tersebut, Indonesia semakin mengukuhkan peran sebagai negara aviasi strategis yang siap menyongsong masa depan penerbangan global.

Penulis :
Ahmad Yusuf