
Pantau - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menegaskan kepada Sekjen NATO Mark Rutte bahwa keamanan kawasan Euro-Atlantik dan Indo-Pasifik saling terkait dan “tidak dapat dipisahkan”.
Penguatan Hubungan Jepang–NATO
Percakapan telepon tersebut merupakan yang pertama sejak Takaichi resmi menjabat pada Oktober lalu.
Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Jepang, komunikasi itu berlangsung dalam konteks penguatan hubungan Tokyo–NATO yang semakin mendalam.
Takaichi menegaskan bahwa kerja sama Jepang–NATO serta kemitraan NATO-IP4 yang melibatkan Jepang, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan menjadi prioritas strategis bagi Tokyo.
Ia menyampaikan komitmen tersebut dengan menegaskan bahwa keamanan kedua kawasan “tidak dapat dipisahkan”, ungkapnya.
Rutte mendukung pandangan tersebut dan kedua pemimpin sepakat meningkatkan hubungan melalui kerja sama konkret di berbagai bidang.
Koordinasi Lintas Kawasan dan Agenda Keamanan
Keduanya membahas situasi perang di Ukraina serta dinamika keamanan di kawasan Indo-Pasifik yang dinilai memiliki implikasi strategis bagi stabilitas global.
Mereka sepakat untuk terus memperkuat koordinasi dalam menghadapi tantangan lintas kawasan.
Pada 2023, Jepang dan NATO telah menyepakati peningkatan koordinasi bilateral di 16 sektor, termasuk keamanan maritim, ruang angkasa, dunia maya, serta penanganan disinformasi.
Pada Januari tahun ini, Jepang meresmikan Misi Jepang untuk NATO di Brussels dengan memisahkan fungsi yang sebelumnya berada di bawah Kedutaan Besar Jepang untuk Belgia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







