Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

ASEAN Gelar Pertemuan Khusus Menlu Bahas Konflik Thailand-Kamboja di Kuala Lumpur

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

ASEAN Gelar Pertemuan Khusus Menlu Bahas Konflik Thailand-Kamboja di Kuala Lumpur
Foto: (Sumber:Arsip Foto - Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Foreign Ministers Meeting/AMM) yang diselenggarakan sebelum rangkaian KTT ke-46 ASEAN di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Minggu (25/5/2025). )

Pantau - Para Menteri Luar Negeri ASEAN akan berkumpul dalam Pertemuan Khusus yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Senin, 22 Desember 2025, untuk membahas situasi terkini konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja.

Malaysia Pimpin Inisiatif ASEAN Demi De-eskalasi Konflik

Pertemuan ini diadakan atas keputusan bersama Perdana Menteri Malaysia, Thailand, dan Kamboja yang disepakati pada 11 Desember 2025.

Sebagai Ketua ASEAN 2025, Malaysia memimpin penyelenggaraan agenda tersebut dan menunjuk Menteri Luar Negeri Dato’ Seri Utama Haji Mohamad bin Haji Hasan sebagai pemimpin sidang.

Fokus utama pertemuan adalah bertukar pandangan mengenai dinamika konflik di kawasan perbatasan Thailand-Kamboja serta mempertimbangkan langkah konkret ASEAN untuk mendorong proses de-eskalasi dan penghentian permusuhan.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyampaikan bahwa penyelenggaraan forum ini menunjukkan keseriusan ASEAN dalam menjaga stabilitas regional.

"Penyelenggaraan pertemuan khusus ini mencerminkan komitmen negara-negara anggota ASEAN terhadap persatuan dan solidaritas ASEAN, serta sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan ini, sesuai dengan Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia/TAC)," bunyi keterangan resmi tersebut.

Malaysia Dorong Dialog Damai dan Pembatasan Akses Media

Malaysia menegaskan komitmennya sebagai Ketua ASEAN untuk memfasilitasi kedua negara yang berselisih agar menjunjung tinggi prinsip hukum internasional dan memperkuat hubungan bertetangga.

Langkah yang ditekankan meliputi hidup berdampingan secara damai, penyelesaian sengketa yang adil dan berkelanjutan, serta penguatan kerja sama bilateral dan multilateral.

Malaysia juga menyerukan pentingnya dialog konstruktif dalam semangat solidaritas ASEAN.

Namun, karena sensitifnya isu yang dibahas, akses peliputan media dibatasi.

Pemerintah Malaysia hanya mengizinkan media resmi milik negara untuk meliput pertemuan tersebut guna menjamin keakuratan dan kendali terhadap pemberitaan yang beredar.

ASEAN berharap pertemuan ini dapat berkontribusi dalam meredakan ketegangan dan menjaga perdamaian jangka panjang antara Thailand dan Kamboja, serta kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan.

Penulis :
Gerry Eka