Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Irene Resmi Menjabat Wakil Dubes RI di Beijing, Tegaskan Komitmen Perkuat Kerja Sama Indonesia–China

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Irene Resmi Menjabat Wakil Dubes RI di Beijing, Tegaskan Komitmen Perkuat Kerja Sama Indonesia–China
Foto: Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok Irene dalam acara "Indonesia Updates" di Beijing, Jumat 19/12 (sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Wakil Duta Besar Republik Indonesia untuk China, Irene, memperkenalkan diri kepada masyarakat Indonesia di Beijing dan sekitarnya serta para mitra kerja KBRI Beijing dalam acara "Indonesia Updates".

Acara yang digelar KBRI Beijing tersebut menjadi ajang penyampaian kinerja perwakilan selama tahun 2025 dan dihadiri sekitar 100 warga negara Indonesia serta mitra kerja di China.

Irene menyampaikan bahwa penugasannya di Beijing mencerminkan kepercayaan dan prioritas diplomatik Indonesia terhadap China.

"Penunjukan saya di sini mencerminkan prioritas dan kepercayaan. Ini menggarisbawahi betapa pentingnya China bagi Indonesia sekaligus mencerminkan komitmen bersama kita untuk bertindak, bekerja lebih keras serta memperkuat kerja sama antara kedua negara kita", ungkapnya.

Ia dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto pada 8 Oktober 2025 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 113/P Tahun 2025 tentang Penugasan Wakil Duta Besar RI.

Pengalaman Personal dan Misi Diplomatik Irene

Irene menuturkan bahwa China memiliki nilai personal baginya karena ia pernah tinggal dan menempuh pendidikan di sana.

"Saat itu, saya tidak hanya memperoleh pendidikan akademis, tetapi juga pengalaman yang berharga mengenai orang-orang, budaya, dan semangat negara ini. Saya mempelajari arti sebenarnya dari 'persahabatan dalam kehidupan kita sehari-hari' dan saat ini saya kembali dengan kapasitas dan tanggung jawab berbeda", ia mengungkapkan.

Secara ekonomi, Irene menyebut China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia dan investor utama pembangunan nasional.

"Kedua presiden kita menikmati hubungan yang erat dan terawat yang sering digambarkan sebagai persahabatan. Secara sosial dan budaya, rakyat kita telah terhubung selama berabad-abad, terikat dalam kepercayaan, pertukaran, dan kisah-kisah yang hangat", tambahnya.

Ia merinci tiga fokus utama dalam pelaksanaan tugasnya sebagai Wakil Dubes:

Pertama, mendukung kepercayaan politik tingkat tinggi dan dialog strategis antarnegara.

"Dialog akan selalu didasarkan pada rasa saling menghormati, kesetaraan, tanpa perbedaan. Dalam bahasa Mandarin, kita sering berbicara tentang kerja sama yang saling menguntungkan. Inilah semangat yang ingin saya sumbangkan, memastikan bahwa kerja sama kita adil, seimbang, dan berkelanjutan", jelas Irene.

Kedua, mempromosikan kerja sama konkret yang memberikan manfaat nyata, seperti perdagangan, investasi, inovasi digital, pembangunan hijau, pendidikan, kesehatan, dan pertukaran masyarakat.

"Indonesia dan China sama-sama merupakan anggota penting dari Global South. Jika kita bekerja sama dengan bijak, kita dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi stabilitas regional dan pembangunan global", ujarnya.

Ketiga, melayani masyarakat Indonesia agar KBRI Beijing tetap menjadi rumah yang ramah bagi seluruh WNI.

"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk melindungi hak-hak masyarakat, mendukung kegiatan, merayakan prestasi bersama karena di mana prestasi dan kesuksesan terjadi di China juga merupakan kesuksesan Indonesia", tegasnya.

Irene juga terlihat menari bersama Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, serta istrinya, Wiwik Oratmangun, di acara tersebut.

Capaian Ekonomi dan Pendidikan Indonesia–China Meningkat Pesat

Sekretaris I Fungsi Ekonomi KBRI Beijing, Ari Handayani, memaparkan capaian signifikan dalam kerja sama ekonomi bilateral.

Nilai perdagangan Indonesia–China meningkat dari sekitar 71,4 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 147,79 miliar dolar AS pada 2024.

"Tren positif ini berlanjut pada tahun 2025, di mana pada periode Januari–November 2025, nilai perdagangan bilateral telah melampaui 150 miliar dolar AS. Hal ini menunjukkan ketahanan dan dinamika kerja sama ekonomi Indonesia–China di tengah tantangan global", ungkap Ari.

Produk ekspor utama Indonesia ke China mencakup batu bara, produk turunan minyak dan gas, baja, minyak sawit, hasil hutan, serta perikanan dan kelautan.

"Produk-produk ini memberikan dukungan penting bagi pembangunan industri, transisi energi, dan pasar konsumsi China", tambahnya.

Kerja sama penggunaan mata uang lokal dimulai sejak 2020 dan diperkuat pada Mei 2025.

"Seiring dengan meningkatnya skala perdagangan, struktur pembiayaan juga semakin terdiversifikasi. Kerja sama di bidang logistik, transportasi, dan investasi pasar terus diperkuat untuk menjamin kelancaran arus perdagangan", ujarnya.

Beberapa kemajuan penting dalam akses pasar produk Indonesia ke China mencakup:

Protokol pengiriman kelapa segar ditandatangani November 2024, dengan pengiriman tahap pertama sebesar 200 kg pada April 2025.

Protokol durian beku ditandatangani Mei 2025, dengan pengiriman resmi pertama sebanyak 48 ton oleh 8 perusahaan pada 15 Desember 2025.

Protokol durian segar masih dalam tahap pembahasan teknis.

Protokol pakan ikan dan minyak ikan ditandatangani November 2025, dengan pengiriman perdana menunggu penilaian.

Pembahasan kerja sama penangkaran monyet masih berlangsung.

Sektor prioritas kerja sama ke depan meliputi kesehatan, energi hijau dan kendaraan listrik, ekonomi digital, infrastruktur industri, serta ketahanan pangan.

Atase Pendidikan KBRI Beijing, Yudil Chatim, menyampaikan bahwa kerja sama pendidikan difokuskan pada integrasi kurikulum dan riset bersama.

"Kurikulum Indonesia saat ini tengah mengalami penyesuaian, sehingga kami berharap dapat belajar dari universitas dan institusi pendidikan Tiongkok yang memiliki kualitas kurikulum yang tinggi. Selain kerja sama antaruniversitas, kami juga mendorong keterlibatan dunia usaha agar institusi pendidikan Indonesia dapat memperkuat pengembangan keterampilan", ujar Yudil.

Program magang dan penempatan kerja antara Indonesia dan perusahaan China terus diperluas.

Indonesia memiliki lebih dari 4.500 perguruan tinggi, 2.100 politeknik, dan 14.400 sekolah kejuruan yang siap menjadi mitra kerja sama.

Fasilitas ruang kelas dan laboratorium disediakan untuk perusahaan tanpa biaya tambahan jangka panjang.

"Selain itu, kami mendorong pengakuan sertifikasi keterampilan sebagai bukti kompetensi lulusan. Kerja sama antara universitas, dunia usaha, dan pemerintah menjadi kunci untuk menjembatani kebutuhan industri dan pendidikan", jelasnya.

Program pendidikan inovatif seperti skema 1+1+1, 2+2, dan 3+1 memungkinkan mahasiswa memperoleh gelar ganda dan pengalaman lintas negara.

"Kami juga membangun aliansi pendidikan strategis di berbagai provinsi di China, pusat bahasa dan inovasi, serta pusat keunggulan kerja sama Asia–China. Ke depan, kami mengupayakan perluasan beasiswa, pengembangan bursa kerja internasional, serta pembentukan pusat inovasi bersama bagi mahasiswa dan startup dari kedua negara guna mendukung pertumbuhan ekonomi", tutupnya.

Sebagai bentuk apresiasi, KBRI Beijing memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang berkontribusi menjaga hubungan Indonesia–China, yakni Bank Indonesia Perwakilan Beijing, Indonesia Chamber of Commerce in China (Inacham), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT), Sanggar Pelangi Yingde, dan platform video pendek "Kuaishou".

Penulis :
Arian Mesa