Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AS Tak Undang Afrika Selatan dalam Pertemuan G20, Tuduhan Rasisme dan Ketegangan Diplomatik Meningkat

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

AS Tak Undang Afrika Selatan dalam Pertemuan G20, Tuduhan Rasisme dan Ketegangan Diplomatik Meningkat
Foto: (Sumber: Arsip foto - Presiden RI Prabowo Subianto berjabat tangan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/10/2025). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/am.)

Pantau - Amerika Serikat memutuskan untuk tidak mengundang Afrika Selatan dalam pertemuan pertama G20 di bawah kepemimpinannya, yang digelar pada 15–16 Desember di Washington, memicu reaksi keras dari berbagai pihak.

Informasi ini disampaikan oleh sherpa G20 dari Rusia, Svetlana Lukash, kepada media RIA Novosti pada Kamis (24/12).

"Memang, Afrika Selatan tidak diundang tahun ini bukan hanya untuk menghadiri KTT, tetapi juga untuk berpartisipasi dalam rangkaian kerja G20. Isu ini cukup menggema," ungkapnya.

AS Tuduh Afrika Selatan Lakukan Diskriminasi dan Abaikan Kepentingan Barat

Keputusan tersebut merupakan tindak lanjut dari pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, yang pada 3 Desember lalu menegaskan bahwa Afrika Selatan tidak akan diundang dalam pertemuan G20 selama kepemimpinan AS berlangsung.

Rubio menuduh Afrika Selatan melakukan rasisme terhadap warga Afrikaner, yaitu etnis keturunan Belanda yang tinggal di Afrika Selatan.

Selain itu, Rubio mengkritik fokus Afrika Selatan selama memimpin G20 sebelumnya, yang menurutnya lebih menekankan isu perubahan iklim, keragaman, inklusivitas, serta ketergantungan negara-negara Afrika terhadap bantuan asing.

Menurut Rubio, Afrika Selatan juga dinilai mengabaikan permintaan dan perspektif Amerika Serikat dalam berbagai agenda internasional.

KTT G20 Dijadwalkan Digelar di Miami Tahun 2026

Sebagai pemegang presidensi G20 yang baru, Amerika Serikat akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) para pemimpin G20 di Miami pada Desember 2026 mendatang.

Namun ketegangan yang terjadi di awal kepemimpinan ini menandai awal yang kontroversial bagi masa jabatan AS sebagai tuan rumah forum ekonomi terbesar dunia tersebut.

Penulis :
Gerry Eka